
"Berdasarkan sejarah, sumber tanah yang kami bawa ini sangat erat kaitannya dengan sejarah dan nilai-nilai leluhur Melayu di Kepri," kata Ansar.
Adapun alasan membawa air dari sumur Balai Adat Pulau Penyengat, menurutnya, dikarenakan banyak yang mengatakan bila seseorang ke Tanjung Pinang, Kepri, belum lengkap jika belum bertandang ke Pulau Penyengat serta minum atau sekadar cuci muka menggunakan air di pulau tersebut.
Bahkan saat ini situs-situs bersejarah yang ada di Pulau Penyengat sedang diusulkan kepada UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan dan Kebudayaan) untuk menjadi situs warisan dunia.
BACA JUGA: Siap-siap! Berikut Jadwal dan Lokasi MTQ tingkat Provinsi Kepri
Air tawar itu hingga saat ini tetap bisa dinikmati oleh masyarakat setempat dan para wisatawan yang datang berkunjung.
“Ada beberapa sumur di Penyengat dan salah satunya adalah yang berada di bawah gedung Balai Adat Pulau Penyengat yang berfungsi sebagai tempat untuk menyambut tamu atau mengadakan perjamuan bagi orang-orang penting," katanya.
BACA JUGA: Gubernur Kepri Surati Menteri, Isinya Bahas Travel Bubble
Sumur yang dimaksud oleh Ansar tersebut hanya memiliki kedalaman sekitar 2,5 meter. Meski demikian tidak pernah kering sepanjang tahun walaupun di musim kemarau.
Selain itu, air sumur yang ditemukan sejak abad ke-16 itu tidak masin seperti kebanyakan sumber air yang berada dekat laut, walaupun sumur tersebut terletak hanya sekitar 30 meter dari pantai. (ant/*)
BACA JUGA: Kepri Punya 77 Warisan Budaya Tak Benda, Batam Belum Termasuk
Lihat video seru ini: