GenPI.co 
Lulus SMA, Meta melanjutkan kuliah di Universitas Batam (Uniba) mengambil jurusan manajemen. Melalui bidang studi yang dipelajarinya ini, Meta pun memiliki modal ilmu yang cukup untuk mengelola usaha sendiri.
Kendati terus merintis usaha kecil-kecilan, Meta tetap giat bekerja. Sebelumnya ia sempat bekerja di bidang finance dan perkreditan.
Semasa pandemi, pekerjaannya di Pelabuhan Ferry Nongsa Pura pun menjadi cukup longgar dan sepi sehingga dimanfaatkan untuk memulai mengembangkan usaha Ketam Mak Biah.
BACA JUGA: Dulu Jual Kue Keliling, Kini Omset Mariani Puluhan Juta per Bulan
Meta mengatakan segala bentuk usaha untuk memajukan usaha Ketam Mak Biah terus dilakukan olehnya dari mulai melebihkan orderan untuk para selebgram untuk di review, meminta kawan yang membeli review di Instagram, hingga mengikuti bazar.
"Alhamdulillah kini saya tidak hanya jual satu menu. Kalau dulu hanya ketam saos, sekarang ada ketam lada hitam, gonggong sambal colek, kerang ada ikan asam pedas, udang dan berbagai menu pilihan lainnya," ujarnya.
BACA JUGA: Biaya Mengurus Sertifikat Halal, untuk Usaha Mikro Murah Lho
Satu porsi ketam saos paling murah dihargai Rp35 ribu per boks ukuran 650 gram, selain itu ada pula menu hidangan lain seperti sotong goreng tepung, kerang asam manis, gonggong, udang ladam, dan masih banyak lagi.
"Alhamdulillah, hasilnya lumayan, dalam sebulan kami bisa mengumpulkan omset sekitar Rp10 juta sampai Rp20 juta," ujar Meta.
BACA JUGA: 5 Usaha Sampingan untuk Mahasiswa, Bisa Nambah Uang Jajan
Untuk bahan baku ketam dan hasil lautnya itu, Meta mengaku mengambil dari nelayan yang berada di dekat rumahnya yang berada di Kampung Tua, Kampung Terih, Sambau, Nongsa.
