Kenduri Jelang Salat Id, Tradisi Warisan Keluarga Kerajaan Riau

Kenduri Jelang Salat Id, Tradisi Warisan Keluarga Kerajaan Riau - GenPI.co KEPRI
Sejumlah pemuda mengenakan pakaian adat nusantara di Pulau Penyengat, Kota Tanjung Pinang. Foto: ANTARA/ Nikolas Panama.

GenPI.co Kepri - Kenduri jelang salat Id (Idulfitri) merupakan tradisi warisan keluarga Kerajaan Riau Lingga Pahang di Pulau Penyengat.

Tahun ini Keluarga Kerajaan Riau Lingga Pahang di Pulau Penyengat kembali akan mengadakan kenduri menjelang salat Id tersebut.

Salah seorang Keluarga Kerajaan Riau-Lingga-Pahang, Tengku Fuad, mengatakan kenduri menjelang Shalat Idulfitri merupakan tradisi yang hilang sejak sekitar 40 tahun lalu.

"Semasa saya kecil hingga remaja, masih dapat saya lihat, saya rasakan kemesraan yang terbangun saat kenduri di masjid. Ini sangat baik dilaksanakan kembali," kata dia, Kamis (28/4).

BACA JUGA:  Air Dohot, Minuman yang Wajib Dicoba Saat Berkunjung ke Penyengat

Tengku Fuad yang kini berusia 59 tahun ini mengataan, tradisi kenduri antarsesama umat muslim berupa makan bersama dan doa bersama di Masjid Raya Sultan Riau, Pulau Penyengat merupakan bagian dari sunah Rasul.

"Kenduri dilaksanakan saat subuh, makan bersama dan doa bersama. Makan sebelum Shalat Idul Fitri hukumnya sunah," ucap imam di Masjid Raya Sultan Riau itu.

Tengku Fuad akan mendorong anggota Keluarga Kerajaan Riau-Lingga-Pahang serta tokoh masyarakat di Pulau Penyengat untuk mengembalikan tradisi itu.

BACA JUGA:  Pemerintah Gelontorkan Rp30 M untuk Penataan Pulau Penyengat

Menurut dia, tradisi kenduri menjelang Shalat Idulfitri sebaiknya diwariskan kepada generasi muda, sehingga tidak hilang ditelan waktu.

"Generasi muda yang tinggal di Pulau Penyengat perlu melestarikan tradisi baik itu," tuturnya.

Tradisi lainnya, yang dilakukan warga Pulau Penyengat, menurut budayawan Kepri Raja Malik, yakni pengurus masjid mengunjungi kediaman tokoh masyarakat Pulau Penyengat setelah Shalat Id.

"Jelang Idulfitri, warga di Pulau Penyengat berziarah ke makam keluarganya, sama seperti umat Islam di Tanjung Pinang," katanya.

Terkait makanan yang disajikan saat Idulfitri, Raja Malik mengatakan makanan yang disajikan seperti lontong atau ketupat, gulai ayam, daging yang direndang.

"Rendang khas melayu itu tidak terlalu pekat, dan tidak asin," ujarnya.(ant/*)

BACA JUGA:  Penataan Pulau Penyengat Butuh Rp130 M, Bakal Berkonsep 3S

Jangan lewatkan video populer ini:

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya