Tradisi Malam Likuran di Lingga, Seru!

Tradisi Malam Likuran di Lingga, Seru! - GenPI.co KEPRI
Aktivitas memperisiapkan malam likuran di Lingga dengan lomba meriam bambu. Foto: Disbudpar Kepri.

GenPI.co Kepri - Kabupaten Lingga, Kepri punya tradisi untuk mengisi malam likuran atau disebut tujuh likur pada bulan Ramadan 1443 Hijriah.

Malam tersebut dimeriahkan dengan lomba permainan tradisional khas Melayu meriam bambu bertema "Dentum Ramadan".

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kepri Buralimar mengatakan, tahun ini lomba meriam bambu itu akan digelar pemuda setempat pada tanggal 27 hingga 29 April 2022 di Lapangan Hang Tuah, Daik Lingga.

"Sudah lama tidak terdengar dentuman khas meriam bambu di perkotaan Daik. Biasanya mewarnai selama bulan suci Ramadan," kata Buralimar, Kamis (14/4).

Buralimar menyambut baik kegiatan ini, karena permainan khas anak-anak Melayu tersebut bagian dari semaraknya bulan Ramadan.

Menurut dia permainan meriam bambu sejak dulu selalu ada saat menjelang berbuka puasa atau usai shalat tarawih, namun kini masyarakat lebih sering mendengar suara petasan.

BACA JUGA:  Tips Aman Kunjungi Tempat Wisata Saat Ramadan

Ia berharap perlombaan tersebut dapat melestarikan permainan anak-anak Melayu saat Ramadan,

“Ya, inilah warna-warni kemeriahan dari tradisi kita, sekaligus mempererat silaturahmi masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Rustam Effendi mengatakan lomba meriam itu diadakan untuk mengangkat keraifna lokal dan melestarikan tradisi serta menampung kreativitas masyarakat Lingga.

Selain itu, juga sebagai wujud syukur dan kegembiraan karena telah berhasil menunaikan ibadah puasa selama bulan Ramadan.

BACA JUGA:  Ini yang Membuat Sektor Pariwisata di Kepri Bahagia 

Kegiatan tersebut juga untuk memeriahkan ragkaian pintu pintu gerbang pelita pada malam tujuh likur.

“Kami laksanakan bersama masyarakat Lingga dengan beberapa ketentuan yang tercantum pada pamflet dentum Ramadan," ujarnya.

Rustam mengatakan, kegiatan tersebut juga akan disejalankan oleh generasi pesona Indonesia (GenPi) Lingga dengan memasang pelita atau lampu minyak yang telah menjadi budaya malam likuran di sepanjang jalan.

Perlombaan dibuka dengan kuota 64 tim dan satu tim terdiri dari tiga orang. Masing-masing tim menyiapkan bedil bambu dengan ukuran minimal 1,5 meter dan memiliki keamanan serta tiang pancang tegaknya.

Dalam lomba tak diperkenankan menggunakan karbit, hanya boleh menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Lomba dimulai pada pukul 21.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB, setelah salat tarawih.

BACA JUGA:  Harapan Baru Sektor Pariwisata Kepri

Tidak tanggung-tanggung, lomba itu akan dinilai oleh para juri dari Lembaga Adat Melayu Lingga, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan tokoh masyarakat. (ant/*)

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya