GenPI.co Kepri - Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI mengunjungi Tanjung Pinang dalam kunjungan kerja, Rabu (9/3).
Kunjungan kerja itu merupakan agenda meninjau peninggalan sejarah serta kekayaan budaya yang ada di Tanjung Pinang, khususnya di Pulau Penyengat.
Wali Kota Tanjung Pinang, Rahma mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kedatangan Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Ditjenbud Kemendikbudristek ke Tanjung Pinang.
"Ini satu kehormatan bagi kami, bapak dan rombongan berkunjung ke sini," katanya mengutip laman resmi Pemko Tanjung Pinang, Kamis (10/3).
Dalam kesempatan itu, dia membicarakan berbagai hal terkait budaya, karakteristik masyarakat, hingga gambaran kondisi Tanjung Pinang, khususnya potensi wisata religi dan sejarah Melayu yang ada di Pulau Penyengat.
"Tanjung Pinang punya sederet wisata sejarah dan religinya. Tidak dipungkiri, kami butuh kematangannya yang bisa menjadi daya tarik dan punya nilai manfaat, baik ekonomi maupun lainnya," kata dia.
Rahma menerangkan, Tanjung Pinang juga punya kekhasan, tidak saja makanan lautnya, tapi juga sebagai daerah Melayu, karena dekat dengan Malaysia dan Singapura. Bahkan, sejarah mencatat hubungan Tanjung Pinang dengan negara tetangga itu sangat dekat.
Dengan kekhasan itu, pihaknya terus melakukan upaya mengemas bagaimana kota ini punya nilai jual terhadap wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Salah satunya Pulau Penyengat yang diusulkan sebagai warisan dunia. Tahun ini, secara gotong royong dengan Gubernur Kepri, mengemas sedemikian rupa.
Selain itu, ada kota lama yang lebih identik pada etnis Tionghoa. Tahun ini pula, mulai dibenahi sedikit demi sedikit dengan ciri khas ornamen China Town.
"Kedatangan Ditjen Kemendikbudristek menjadi motivasi dan pencerahan buat kami. Walaupun kami harus berjuang mendapatkan APBN, semoga, kunjungan kerja ini mampu menjembatani Pemko Tanjung Pinang," kata Rahma. (*)