GenPI.co Kepri - Pelayanan RSUD Raja Ahmad Tabib (RAT) Tanjungpinang dievaluasi oleh Gubernur Kepri Ansar Ahmad. Salah satunya terkait antrean BPJS Kesehatan yang bermasalah.
Ansar mengatakan dengan seminimal apapun kemampuan sumber daya yang ada, pelayanan RSUD RAT dituntut tetap memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
Ansar meminta manajemen RSUD RAT membuka telinga terkait keluhan, aduan dan laporan masyarakat terkait pelayanan.
“Termasuk laporan masyarakat mengenai panjangnya antrian pendaftaran pasien BPJS belakangan ini,” kata Ansar saat menyambangi RSUD RAT, Rabu (9/11).
Ansar mengajak manajemen untuk mencari solusi terkait antreap panjang di pendaftaran.
“Mari kita cari solusinya, bagaimana hal itu tidak sampai terjadi lagi. Kasihan masyarakat, terutama pasien, sudah sakit, mau berobat, panjang pula antriannya" kata Ansar.
Panjangnya antrean pasien BPJS ini ternyata akibat aturan baru pemberlakuan wajib fingerprint bagi pasien tujuan seluruh poliklinik, kecuali poliklinik anak.
Sebelumnya, kewajiban fingerprint pasien hanya ke 4 poliklinik saja yakni fisioterapi, jantung, mata, dan hemodialisa.
Pihak manajemen RSD RAT mengatakan telah punya solusi masalah antrean panjang tersebut, yaitu pemberlakukan Sistem Informasi Manajemen RS (SIMRS).
Sayangnya SIMRS ini baru dapat diimplementasikan di Bulan Desember mendatang.
Akhirnya didapatlah solusi berupa penambahan jumlah petugas dan loket pendaftaran pada jam-jam ramai, pemberlakuan screening secara online bagi pasien kontrol.
Kemudian pemberlakuan pendaftaran manual bagi pasien yang tidak bisa diinput fingerprintnya, serta pasien BPJS yang mengambil obat, dapat langsung diarahkan ke farmasi tanpa perlu fingerprint.
Ansar meminta solusi yang didapatkan itu segera diterapkan. Jangan sampai berlarut-larut.
“Beberapa hari lagi saya akan kembali, kita lihat perkembangannya" kata Ansar. (*)