GenPI.co Kepri - Gubernur Kepri Ansar Ahmad kendlikan inflasi melalui kelompok tani (poktan) Bintan dan kelompok wanita (KWT) Kabupaten Bintan.
Ansar mengatakan masyarakat Indonesia patut bersyukur masih tetap bisa eksis di tengah inflasi akibat kebiasaan gotong royong.
Ansar menyebut saat ini dunia sedang dilanda fluktuasi global perang Rusia dan Ukrania yang berdampak pada krisis pangan dan peningkatan inflasi.
Penyerahan bantuan sarana dan prasaran pertanian kepada kelompok tani dan kelompok wanita itu disebutnya sebagai salah satu upaya mengendalikan inflasi di Kepri.
Bantuan meliputi satu paket unit pengolahan hasil ubi kayu, satu unit motor roda tiga, 1 unit sarana pengolahan holtikultura mesin pengolahan nanas.
Kemudian program pengembangan bawang merah 10 Ha, 1.454 batang bibit alpukat, 3.000 batang kelapa.
Lalu sebanyak 31,5 ton pupuk NPK, 8,55 ton pupuk kompos, 8 unit handtraktor, 1 unit mesin pompa air, 1 unit motor roda 3, serta 2.000 bibit cabai beserta bahan pendukungnya.
Menurut Ansar, di tengah inflasi ada barang yang bisa disubstitusi, namun ada barang-barang yang tidak, Misalnya vabai. Makanya penyebab inflasi memang harus dikendalikan.
Selain urusan luar negeri, kenaikan BBM di Indonesia turut memberikan dampak bagi inflasi.
“Tingkat inflasi di Kepri saat ini telah mencapai angka 6,39 persen,” kata Ansar.
Kategori kebutuhan sehari-hari seperti cabai, bawang, telur, dan ikan kata Ansar menjadi penyebab inflasi. Diakuinya yang paling berat adalah cabai.
“Maka kita dorong juga agar ibu-ibu semangat ikut menanam cabai di pekarangan rumahnya masing-masing" ungkapnya.
Bupati Bintan Roby Kurniawan mengatakan di Bintan terdapat 232 Poktan dengan 1.689 orang anggota dan 106 KWT dengan jumlah anggota 891 orang.
"Bintan menjadi daerah terbesar kedua penghasil komoditi pertanian di Kepri yang hasilnya didistribusikan di Bintan sendiri maupun di Tanjungpinang dan Batam" kata Roby. (*)