GenPI.co Kepri - Operasi pasar murah menjadi salah satu amunisi untuk menekan inflasi di Batam. Wali Kota Batam Muhammad Rudi pun menggalakkan operasi pasar murah.
"Pemerintah terus mengupayakan tersedianya bahan pokok murah untuk masyarakat Batam," kata Rudi usai rapat pengendalian inflasi, Senin (31/10).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota batam, pada September 2022 Indeks Harga Konsumen (IHK) Batam menunjukkan inflasi sebesar 1,08 persen.
Inflasi ini karena kenaikan KHK dari 111,40 pada Agustus 2022 menjadi 112,60 di September 2022.
Inflasi tersebut karena adanya kenaikan harga yang ditujukan oleh naiknya delapan indeks kelompok pengeluaran.
Di antaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 0,32 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,22 persen.
Kemudian kelompok transportasi naik sebesar 6,97 persen; kelompok pendidikan naik sebesar 1,39 persen.
Lalu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik sebesar 0,12 persen.
Serta kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 0,39 persen.
Selanjutnya, kelompok penyediaan makanan dan minuman/ restoran naik sebesar 0,05 persen; serta kelompok kesehatan naik sebesar 0,01 persen.
Sementara itu kelompok pakaian dan alas kaki mengalami penurunan sebesar 0,29 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya turun sebesar 0,34 persen.
Sedangkan, kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya.
Inflasi Batam jika dilihat dari tahun ke tahun, pada bulan September 2022 terjadi inflasi sebesar 1,08 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan September 2021 sebesar 0,33 persen.
Rudi berharap besar pada formula operasi pasar murah ini, sehingga operasi tersebut digalakkan.
"Semoga, dengan upaya saat ini, inflasi Batam bisa dikendalikan," kata dia. (*)