UNHCR Dorong Pengungsi di Kepri Diberi Kesempatan Magang

21 Oktober 2022 16:00

GenPI.co Kepri - United Nations High Commissioner for Refugees alias UNHCR mendorong masyarakat khususnya UMKM untuk memberi kesempatan magang bagi pengungsi yang ada di Kepri.

Associate Communications officer UNHCR Indonesia Mitra Salima mengatakan saat ini pihaknya sedang mendorong agar para pengungsi mendapat pemberdayaan dan inklusi ekonomi.

“Saat ini masih dalam tahap advokasi,” ujarnya, Kamis (20/10) dalam pertemuan dengan para jurnalis di Batam.

BACA JUGA:  Unjuk Rasa Warga Afghanistan di Tanjungpinang Dibubarkan, Ini Penyebabnya

Meskipun masih dalam tahap advokasi, namun UNHCR berharap para pengungsi diberi kesempatan magang di perusahaan atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan yang ada pengungsinya.

“Kalau mereka tidak punya hak untuk kerja setidaknya mereka dapat imbalan mungkin berupa uang pengganti makan siang atau uang transport,” kata Mitra.

BACA JUGA:  Pengawasan Orang Asing di Tanjungpinang Dipeketat, Apa Alasannya?

Hal itu bertujuan agar para pengungsi dapat terbantu dalam hal finansial. Sebab jika hanya mengandalkan bantuan UNHCR atau mitra UNHCR yang lain seperti IOM (International Organization for Migration) tidak akan cukup.

“Jumlah kebutuhan pasti lebih besar dari jumlah sumber yang tersedia,” ujarnya.

BACA JUGA:  Pencari Suaka Demo di depan Kantor Wako Batam, Begini Tuntutannya

Dalam hal bantuan finansial itu pun kata Mitra tidak untuk semua pengungsi. Tapi difokuskan ke yang paling rentan.

Misalnya anak-anak di bawah 18 tahun yang tanpa pendamping, ibu dengan anak yang tanpa pendamping dan pengungsi lansia yang perlu akses kesehatan rutin.

Kebutuhan finansial yang tak tercukupi, rasa frustasi karena tidak memiliki kegiatan dan tidak pastinya informasi dari negara ketiga yang menerima suaka tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu penyebab para pengungsi ini sering mengadakan aksi unjuk rasa.

Mitra mengatakan terkait negara ketiga yang menjadi tujuan pencari suaka setiap tahun juga tidak menetapkan kuota yang sama. Kadang berkurang kadang bertambah.

“UNHCR tugasnya memfasilitasi, kami yang mengajukan tapi resettlement terbatas, negara ketiga lah yang menentukan apakah pengungsi yang kami ajukan diterima atau tidak,” papar Mitra.

Dalam 5 tahun terakhir misalnya UNHCR Indonesia mengajukan 3.700 pencari suaka tapi yang diterima oleh negara ketiga hanya 2.700 orang.

Negara ketiga yang menerima pengungsi ini pun kata Mitra semakin berkurang, kini jumlahnya tinggal 20 negara, termasuk yang paling banyak menerima pengungsi melalui Indonesia yaitu Australia, Amerika dan Selandia Baru. (*)

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI