GenPI.co Kepri - Kerusakan plafon mencapai 35 persen, Masjid Tanjak ditutup untuk sementara. Segala aktivitas ibadah dan lainnya ditiadakan.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait mengatakan plafon Masjid Tanwirun Naja atau Masjid Tanjak berjatuhan sekitar pukul 07.30 WIB.
Tuty mengatakan kerusakan plafon diperkirakan mencapai 35 persen dari seluruh pemukaan langit-langit Masjid Tanjak.
Masjid milik Badan Pengusahaan (BP) Batam itu ditutup selama dua bulan ke depan.
“Ini kami lakukan untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan dan mengganggu kekhusyukan jemaah beribadah dan memastikan keadaan semua plafon aman dan kuat,” kata Tuty, Kamis (8/9) melalui siaran persnya.
Penutupan sementara itu kata Tuty seusai arahan Kepala BP Batam Muhammad Rudi untuk meminta kontraktor membenahi plafon tersebut.
Masjid Tanjak itu sendiri baru diresmikan pada 24 Juni lalu. Sehingga saat ini masjid tersebut masih dalam masa pemeliharaan oleh kontraktor yang membangun masjid tersebut.
BP Batam juga menugaskan Satuan Pemeriksa Intern (SPI) BP Batam untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pemeliharaan.
Runtuhnya plafon Masjid Tanjak itu menjadi sorotan masyarakat. Hal itu karena masjid tersebut baru difungsikan sekitar jalan tiga bulan.
Apalagi pembangunan masjid tersebut menelan anggaran yang tidak sedikit, yakni sebesar Rp 39 miliar.
Pihak BP Batam mengklaim kerusakan plafon tersebut akibat tingginya intensitas curah hujan di Batam.
“Memang benar plafon masjidnya jatuh. Karena kelembaban yang ada di plafon masjid tersebut,” kata Ariastuty Sirait. (*)