GenPI.co Kepri - Sebanyak 7 proyek percontohan inovasi kemaritiman dihasilkan oleh Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).
Proyek percontohan itu dihasilkan di tahun 2022. Proyek percontohan inovasi kemaritiman ini adalah upaya pengembangan ekosistem sociopreneurship bidang kelautan dan perikanan.
Rektor UMRAH Agung Dhamar Syakti mengatakan, UMRAH hadir di tengah masyarakat untuk membawa solusi, dengan pemberdayaan masyarakat menjadi tujuan utama.
“Solusi itu kita hadirkan melalui produk inovasi yang diluncurkan, baik yang sedang berjalan maupun yang sudah diterapkan di masyarakat” ujar Agung, Senin (25/7).
Ia menjelaskan proyek percontohan yang sedang berlangsung proses pembuatannya adalah kapal ekowisata bertenaga surya yang dibangun Fakultas Teknik UMRAH.
Kapal itu nantinya dapat digunakan menyusuri hutan bakau yang ada di Kepri yang letak geografisnya 96 persen laut.
"Pembuatan kapal ekowisata bertenaga surya bekerja sama dengan CV Nelayan Mandiri," katanya.
Kemudian, ada pula mesin pengering teripang yang sudah ada di Desa Benan, Kabupaten Lingga sebagai solusi dari UMRAH kepada permasalahan masyarakat di Pulau Benan.
Warga Pulau Benan biasanya sebelum menjual teripang itu perlu dijemur, umumnya secara manual untuk menjadi kering itu perlu delapan hari.
“Nah, melalui mesin yang dikembangkan UMRAH bisa memangkas waktu menjadi dua hari saja,” ujarnya.
Proyek lainnya, mesin pengering ikan yang sudah ada di Desa Pengudang Bintan, kemudian mesin pencacak sampah di Desa Lancang Kuning Bintan, lalu pakan ikan berbasis pengolahan hasil sampingan produk di Desa Pangkil dan Desa Tembeling Bintan.
Lalu, terdapat obat herbal parasit Ikan di Desa Pangkil dan Madong, serta budi daya udang vaname sistem keramba jaring apung di Desa Pangkil dan Desa Pengujan Bintan.
Agung berharap inovasi produk-produk yang dihasilkan UMRAH ini didukung oleh pemerintah maupun pihak swasta supaya dapat dikembangkan dan diperbanyak dalam rangka membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Semua pihak harus berkolaborasi untuk mendukung inovasi produk yang dihasilkan perguruan tinggi,” ujarnya.
Sebab diakuinya kampus hanya melakukan riset, tapi tak punya anggaran untuk pengembangannya. (ant)