Profil Gubernur Kepri, Dulu Guru Ngaji dan Kerja Bangunan

25 Juli 2022 14:00

GenPI.co Kepri - Ansar Ahmad saat ini menjabat sebagai Gubernur Kepri. Masa kecilnya dilewati dengan keprihatinan. Dulu ia jadi guru ngaji bahkan kerja bangunan.

Masa kecil Ansar penuh perjuangan. Ia lahir pada 10 April 1964 di sebuah kampung kecil di Kijang, Bintan Timur, Kepulauan Riau.

Dikutip dari laman ansrahmad.co, Ansar merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara pasangan Abdul Ahad dan Ijah. Ansar terlahir dari keluarga yang jauh dari kata berkecukupan.

BACA JUGA:  Profil Muhammad Rudi, Mantan Polisi yang Terjun ke Politik

Saat usianya menginjak 2 tahun, ayahnya meninggal dunia. Otomatis ibunya lah yang kemudian menjadi tulang punggung keluarga.

Ibunya bekerja serabutan untuk menafkahi kelima anaknya. Profesi apa saja digelutinya asalkan halal.

BACA JUGA:  Profil Bupati Lingga M Nizar, Anak Nelayan yang Jadi Panutan

Ijah pernah menjadi tukang cuci pakaian, berjualan sayur dari subuh hingga siang dengan menempuh perjalanan berkilo-kilo meter.

Ansar pun sebagai anak laki-laki pertama harus berjuang membantu ibunya. Sejak SD hingga SMP, Ansar telah melakoni berbagai pekerjaan.

BACA JUGA:  Profil Sekjen Kemendagri Asal Kepri, Dulu Bertani dan Jual Es

Ia pernah menjadi tukang bangunan, mencuci bus, dan bahkan menjadi guru mengaji keliling.

Masjid Al Ikhlas Batu 3 Tanjungpinang, menjadi saksi bisu perjalanan hidup Ansar menimba ilmu agama. Di sana ia belajar ilmu tajwid Al-Quran bersama teman-teman seusianya.

Kepiawaiannya dalam melantunkan ayat suci Al Quran telah mengantarkannya untuk ikut dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat kecamatan mewakili Tanjungpinang Timur.

Setelah tamat sekolah di SMP Negeri 4 Tanjungpinang, Ansar melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Tanjungpinang.

Biasanya setelah pulang sekolah, Ansar selalu bergegas membantu sang ibu. Terutama mengumpulkan kayu bakar untuk keperluan dapur, bahkan mencari pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh orang dewasa seperti menjadi kuli bangunan.

Setelah tamat SMA, bermodalkan uang Rp90 ribu yang diperolehnya dari berjualan buah, Ansar bertekad melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Universitas Riau, Pekanbaru menjadi pilihannya untuk meniti dunia pendidikan yang lebih tinggi. Kehidupan ibu kota provinsi, yang kala itu masih menjadi provinsi induk, memaksa Ansar untuk memutar otak.

Untuk menghidupi kesehariannya dan membayar uang kuliah, Ansar tetap bekerja serabutan dan mengajar ngaji.

Keberuntungan akhirnya berpihak ke Ansar setelah ia menerima bantuan beasiswa yang berarti beban kebutuhannya semakin kurang.

Ansar Ahmad pun dipercaya sebagai pengelola Koperasi Mahasiswa UNRI pada tahun 1984.

Semenjak, koperasi di kelola oleh Ansar, perkembangan koperasi berkembang pesat, dan dapat membantu keuangannya.

Beasiswa yang ia peroleh, tidak semuanya digunakan untuk kebutuhan perkuliahan atau kebutuhan pribadinya, beasiswa yang ia peroleh juga ia kirimkan kepada ibundanya di Tanjungpinang.

Tamat kuliah ia sempat bekerja di PT Uni Seraya Group Pekanbaru. Ia kemudian kembali ke daerah asalnya, Tanjungpinang dan berkarier sebagai aparatur sipil negara (ASN) di pemerintahan Kabupaten Kepri (saat itu Kepri masih kabupaten).

Kariernya menjadi ASN lancar. Tahun 1997 ia dipercaya sebagai pejabat Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Kepri yang dijalaninya sampai tahun 2000.

Tahun 2000 dirinya terpilih sebagai Wakil Bupati Kepulauan Kepri. Mendampingi Huzrin Hood yang maju sebagai calon bupati pada Pilkada Kabupaten Kepri, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati ini berhasil meraih kemenangan.

Dalam sidang DPRD Kabupaten Kepri 23 Oktober 2000, pasangan Huzrin Hood–Ansar Ahmad terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepri periode 2000–2005.

Namun, pada Oktober 2003 Huzrin Hood tersandung masalah hukum sehingga ia diberhentikan Mahkamah Agung. Ansar kemudian melanjutkan tugas Huzrin Hood sebagai Pelaksana Tugas Bupati Kepri.

Tahun 2006 Kabupaten Kepulauan Riau berubah menjadi Kabupaten Bintan. Ketika Pilkada 2005 Ansar maju sebagai calon Bupati Bintan dan menang.

Di tangan suami Dewi Kumalasari ini, kabupaten Bintan mengalami banyak kemajuan. Ia berhasil menyulap Bintan dari daerah kantong kemiskinan menjadi Bintan yang berkemajuan.

Ansar sukses membangun Bintan selama dua periode (2005–2010, 2010–2015), nama Ansar kian melambung

Usai menjadi Bupati Bintan karier politiknya terus melesat. Mantan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Riau ini maju dalam Pemilu Legislatif 2019.

Ansar bersama Partai Golkar menangguk suara tertinggi di Kepri. Ia pun melenggang ke Senayan mewakili Daerah Pemilihan Kepulauan Riau.

Selama setahun berada di Senayan, Anggota Komisi V DPR RI ini merasa terpanggil untuk ikut dalam kontestasi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau tahun 2020.

Berpasangan dengan Marlin Agustina dalam Pilgub Kepri 9 Desember 2020, calon gubernur dan calon wakil gubernur ini meraih kemenangan dengan mengumpulkan 308.553 suara atau sebesar 39,97 persen. (*)

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI