202 Sapi yang Diduga PMK di Batam Mulai Membaik

05 Juli 2022 14:57

GenPI.co Kepri - Sebanyak 202 sapi yang diduga PMK di Batam mulai membaik. Sapi-sapi ini semua dalam kondisi mulai membaik dan sudah beraktivitas seperti biasa.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam, Mardanis mengatakan pihaknya terus memberikan vitamin.

"Semuanya aman, sudah mulai membaik,"' ujarnya, Selasa (5/7).

BACA JUGA:  Sapi dari Lampung Dikarantina 3 Hari di Batam untuk Hindari PMK

Namun meski kondisi sudah mulai membaik, Mardanis tetap masih menunggu hasil pemeriksaan sampel dari Balai Veteriner Bukittingi untuk memastikan apakah terkan penyakit mulut dan kuku (PMK) atau tidak.

“Masih menunggu, sekarang kami belum menerima hasil lab-nya,” katanya.

BACA JUGA:  Sebanyak 320 Sapi dari Lampung Tiba di Kepri

Penasehat Asosiasi Pedagang Peternak Sapi dan Kambing Kota Batam, Musofa mengatakan kemungkinan sapi-sapi itu sakit akibat perjalanan dari daerah asal yang lebih jauh dari biasanya.

"Perjalanan tiga hari tiga malam wajar sapinya capek. Lalu di Instalasi Karantina Hewan (IKH) becek lantaran musim hujan," katanya.

BACA JUGA:  Waduh! Ratusan Sapi di Batam Diduga Mengidap PMK

Selain itu faktor lainnya yang mempengaruhi adalah jenis rumput yang dimakan oleh sapi-sapi berbeda dari daerah asal.

“Makanan di Lampung Tengah sama di Batam juga berbeda. Kalau di Lampung Tengah rumputnya fermentasi dan digiling, di Batam rumputnya kasar dan bercampur dengan ilalang. Sehingga mulut sapi sensitif," katanya.

Diberitakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam mengatakan sebanyak 202 hewan ternak sapi di Batam diduga mengidap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) karena menimbulkan gejala klinis.

“Sapi yang masuk ke Batam dari Lampung Tengah itu yang pertama ada 319, yang kedua 494 sapi. Kemudian yang suspek PMK ada 202 sapi sampai saat ini,” kata Mardanis.

Dia menyebutkan, untuk sapi yang diduga terkena PMK itu sudah diambil sampel nya dan kemudian dikirim ke laboratorium di Bukittinggi Sumatera Barat.

Namun sebelum ada temuan dugaan tersebut, Mardanis mengungkapkan bahwa ada 1 sapi dari pengiriman kedua yang ada di tempat karantina sementara harus dipotong paksa.

Pihaknya melihat ada gejala klinis yang berat, lalu diambil sampel liurnya setelah itu dipotong paksa dengan berita acara dari karantina.

"Sapi yang dipotong tidak konsumsi, itu kami kuburkan,” ungkapnya. (ant)

 

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI