Kambing Kurban di Batam Banyak yang Mati, Penyebabnya Terungkap

04 Juli 2022 16:45

GenPI.co Kepri - Kambing untuk kurban di Batam banyak yang mati. Para pedagang pun menjerit. Ironisnya lagi kematian kambing ini bukan karena penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sedang mewabah.

Pedagang hewan ternak di Batam mengatakan angka kematian ternak kambing sangat tinggi. Kambing-kambing yang mati itu berasal dari Lampung Tengah.

Salah seorang pedagang hewan kurban di Batam, Kakan Sriagung mengatakan kambing-kambing itu mati karena kelelahan akibat perjalanan jauh.

BACA JUGA:  Waduh! Ratusan Sapi di Batam Diduga Mengidap PMK

Tahun ini aturan pemerintah mengenai pengiriman hewan kurban berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pengiriman hewan kurban hanya boleh dari Lampung Tengah.

“Perjalanan itu biasanya kalau melalui Kuala Tungkal, Jambi, kematian hanya 1 sampai 2 ekor saja, sekarang ini karena lebih jauh karena dari Lampung Tengah,” ujarnya, Senin (4/7).

BACA JUGA:  Gegara PMK, Pasokan Hewan Kurban di Batam Berkurang

Pada pengiriman terakhir beberapa hari lalu, Kakan mengatakan, angka kematian kambing bahkan lebih dari setengah dari jumlah kambing yang dikirimkan.

“Kambing kemarin ada masuk juga sekitar 70 ekor dan matinya sekitar 40 ekor, angka kematiannya luar biasa,” katanya.

BACA JUGA:  Puskeswan Sebut Daging Hewan Tertular PMK Aman Dikonsumsi

Kambing-kambing yang mati itu terpaksa harus dikuburkan agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.

"Dua hari lalu, sampai nangis kami, baru sampai, belum masuk kandang sudah mati," ucapnya.

Ia menilai aturan pemerintah yang mengharuskan hewan kurban itu di kirim dengan sistem port to port (pelabuhan ke pelabuhan) yang terlalu jauh tidak cocok untuk hewan kurban jenis kambing.

"Fisik kambing dan sapi itu kan berbeda, kalau sapi mungkin masih kuat dari Lampung, tapi kalau kambing fisiknya tidak seperti sapi,” katanya.

Kematian kambing-kambingini diakuinya membuatnya rugi besar. Ia juga memastikan kebutuhan hewan kurban jenis kambing untuk Iduladha di Batam tidak akan tercukupi jika keadaan tidak segera membaik.

Apalagi sekarang pemerintah daerah sudah memberhentikan pengiriman hewan kurban dari Lampung Tengah, setelah adanya gejala PMK terhadap sapi-sapi yang berasal dari daerah tersebut.

“Tadi malam saja kami mengembalikan DP (uang muka) pembeli yang sudah kasih ke kami. Mereka sudah kasih ke kami DP sebesar Rp500 ribu sampai Rp 1 juta, jadi tadi malam kami mengembalikan DP untuk 50 ekor," kata dia.

Untuk satu kambing, Kakan membanderol harga Rp3 juta hingga Rp4 juta.

"Dikalikan saja dengan 50 ekor yang tidak jadi dibeli, sudah berapa kerugian kami,” ujarnya. (ant)

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI