GenPI.co Kepri - Sapi dari Lampung Tengah yang telah tiba di Batam tidak langsung didistribusikan ke peternakan atau ke pedagang, melainkan dikarantina selama 3 hari terlebih dahulu.
Penasihat Asosiasi Pedagang Hewan Ternak Kota Batam Musofa mengatakan sapi yang didatangkan dari Lampung Tengah dikarantina selama tiga hari di kebun kehutana di Pantai Dangas.
“Guna meamstikan bebas penyakit mulut dan kuku (PMK),” ujarnya, Senin (20/6).
Musofa mengatakan tim karantika telah menyiapkan segala sesuatunya dites kesehatannya, disemprot, lalu di bawa ke IKH (Isolasi Kesehatan Hewan) kemudian dikarantina mandiri.
“Kalau setelah itu dinyatakan sehat lalu dibawa kandang masing-masing, di agribisnis," ujarnya.
Sapi dari Lampung tersebut tiba di Pelabuhan Beton, Sekupang, Senin (20/6). Jumlahnya sebanyak 320 ekor sapi.
Sebelum diberangkatkan ke Batam, hewan kurban itu juga telah dikarantina selama 14 hari, dilakukan pengecekan darah dan pengambilan sampel PCR.
Jika sapi tersebut tidak terindikasi gejala PMK maka dapat dimasukkan ke kapal yang akan membawa sapi-sapi ke Batam.
"Protokol kesehatan yang dilakukan karantina itu cukup ketat. Alhamdulillah tidak ada masalah, baru dilanjutkan dibawa ke pelabuhan untuk dimasukkan ke kapal," ujarnya.
Musofa mengatakan bersyukur atas diskresi yang diberikan pemerintah pusat, provinsi, dan daerah terhadap pemenuhan kebutuhan hewan kurban untuk Idul Adha 1443 Hijriah di Kota Batam.
"Kami apresiasi dari semua pihak yang membantu Kota Batam mendapatkan suplai hewan kurban, sapi, dan kambing, meskipun tahap pertama atau kapal pertama dan mungkin hari Rabu malam atau Kamis pagi kapal kedua," ujar dia.
Karena adanya perlakuan khusus dalam mendatangkan hewan kurban ke Kota Batam, Musofa memperkirakan harga sapi akan mengalami kenaikan Rp1 juta hingga Rp1,5 juta dari harga biasanya.
Sementara untuk kambing mengalami kenaikan Rp200 ribu-Rp300 ribu dari harga biasanya.
"Dari mulai kendaraan transportasi, karena 'port to port' (dari pelabuhan ke pelabuhan) karena dari Lampung langsung ke Batam, protokol kesehatan yang ketat, tentu saja memengaruhi pembiayaan,” ujarnya. (ant)