PPDB Sebentar Lagi, 2 Gedung Sekolah di Batam Belum Rampung

17 Mei 2022 23:12

GenPI.co Kepri - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2022 sebentar lagi dibuka, namun dua gedung sekolah negeri di Batam belum rampung pengerjaanya.

 Dua unit gedung sekolah baru itu dibangun oleh Pemerintah Kota (Pemko) Batam untuk tingkat SD dan SMP.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan mengatakan, dua gedung baru itu belum bisa digunakan untuk belajar mengajar di tahun ini.

BACA JUGA:  Sekolah Ramah Anak, Persiapan Hadapi Bonus Demografi di 2035

"Tahun ini (2022) baru dibangun biasa selesai pembangunannya di akhir tahun anggaran," ujarnya, Selasa (17/5).

Meski kedua gedung itu diperkirakan selesai pada akhir 2022, tapi menurut Hendri, PPDB untuk dua sekolah tesebut tetap dapat dilaksanakan. Hanya saja, nantinya belajar mengajar akan dilakukan dengan menumpang di sekolah terdekat.

BACA JUGA:  Kabar Gembira untuk Orangtua Terkait PPDB SD SMP di Batam

"Kami izin dulu ke Pak Wali Kota, apakah bisa terima calon siswa atau menunggu tahun depan,” kata dia.

Hendri berharap tahun ini dua sekolah tersebut dapat menerima siswa baru tapi menumpang dulu beberapa bulan sambil menunggu bangunan selesai dan siap pakai pada Januari.

BACA JUGA:  SMA dan SMK di Batam dapat Tambahan 108 RKB Hadapi PPDB 2022

Adapun dua unit sekolah tersebut adalah SD Negeri dan SMP Negeri yang terletak di Kecamatan Batu Aji. Kedua sekolah ini bisa digunakan untuk jalur zonasi wilayah Sagulung dan Batu Aji.

Selain itu, terkait daya tampung untuk PPDB tahun 2022, Hendri mengaku untuk di sekolah negeri dan swasta sangat mencukupi.

Hendri mengimbau kepada orangtua yang memiliki finansial yang lebih, dapat mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta.

"Kalau semua orang memilih sekolah negeri saja otomatis tidak bisa menampung itu. Jadi kami sarankan juga kepada orang tua yang mungkin berkemampuan agar memilih sekolah swasta," ujar Hendri.

Menurut Hendri, sekolah swasta juga merupakan partner dari pemerintah. Apalagi daya tampung sekolah swasta juga memiliki perencanaan yang bagus dan terbatas.

"Paling banyak mereka terima 32 siswa per kelas. Jadi kalau belajar dalam kelas cuma 28-32 orang saja pasti kondusif, “ ujarnya.

Sementara itu, untuk disekolah negeri karena siswanya banyak kadang dalam satu kelas isinya ada 40 siswa. Jumlah itu diakuinya terlalu ramai dan kurang kondusif. (ant/*)

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI