Pelajar Tanjung Pinang Siap-siap, Bakal PTM 100 Persen

16 Mei 2022 08:27

GenPI.co Kepri - Pelajar di Tanjung Pinang harus siap-siap, karena Dinas Pendidikan bakal melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 10 persen.

Kepala Dinas Pendidikan Tanung Pinang, Endang Susilawati mengatakan saat ini pihaknya tengah menyiapkan Surat Edaran (SE) terbaru terkait PTM 100 persen di sekolah.

Nantinya sekolah tingkat SD dan SMP lah yang akan diberlakuan PTM 100 persen ini lebih dulu.

BACA JUGA:  Tujuh Siswa SMA di Kepri Tidak Lulus Ujian Nasional

Kebijakan itu katanya menyesuaikan dengan terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri terbaru terkait panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 yang turut mengatur PTM 100 persen.

Endang mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti SKB tersebut untuk disampaikan ke Wali Kota Tanjung Pinang Rahma dan baru setelah itu dibuatkan aturan pelaksananya.

BACA JUGA:  SMAN 25 Tak Punya Ruangan Layak, Siswa Belajar di Tempat Terbuka

"Kami akan membuat SE dinas baru yang menyesuaikan dengan SKB empat menteri. Karena, sudah ada ketentuan bisa melaksanakan PTM 100 persen," ujarnya.

Menurut dia, dengan penerapan PTM 100 persen ini, maka satuan pendidikan bisa mengejar ketertinggalan dan memanfaatkan waktu dengan maksimal sebelum ujian sekolah untuk siswa SD kelas 1-5 dan siswa SMP kelas 7-8.

BACA JUGA:  Sekolah di Kepri Berlakukan PTM Terbatas, Alasannya?

Dengan demikian pada tahun ajaran baru pembelajaran sudah benar-benar 100 persen dan kembali pulih seperti biasanya.

"Doakan, pekan depan peserta didik kita bisa belajar 100 persen," ucap Endang.

Ia menilai pembelajaran tatap muka 100 persen ini memang sudah ditunggu sejak lama oleh para siswa, pendidik, tenaga pendidikan, dan orangtua.

Selain itu, jika sudah PTM 100 persen para guru juga senang mengajar, sebab tidak perlu dua kali masuk kelas dalam satu hari akibat adanya pembatasan belajar tatap muka selama pandemi.

Endang berharap tahun ajaran baru mendatang, pembelajaran sudah berubah, termasuk pola pikir dari para siswa yang selama ini menjalani pembelajaran secara daring.

Menurutnya proses belajar tidak harus mutlak di dalam kelas, tapi ekstrakurikuler sudah harus aktif kembali, seperti juga halnya digitalisasi harus mulai berjalan.

"Karena pemulihan itu harus semua aspek. Jadi, harus berubah, termasuk pola pikir para peserta didik kita," kata Endang. (ant/*)

 

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI