SMAN 25 Tak Punya Ruangan Layak, Siswa Belajar di Tempat Terbuka

13 Mei 2022 13:45

GenPI.co Kepri - SMAN 25 Batam tak punya ruangan layak, sehingga siswa pun memprihatinkan karena belajar di tempat terbuka.

Anggota DPRD Komisi IV DPRD Kepri Uba Ingan Sigalingging mengatakan, kondisi SMAN 25 Batam cukup memprihatinkan karena proses belajar mengajar dilakukan di ruang kelas yang tidak layak.

"Kami mengapresiasi kepala sekolah dan guru terkait kreativitas karena menyiasati keterbatasan ruang kelas dengan membuat spandek untuk ruang kelas," kata Uba Kepada GenPI.co Kepri, Jumat (13/5).

BACA JUGA:  Demo Mahasiswa di Batam, Tak Berhasil Ketemu Ketua DPRD

Uba menyebutkan, kondisi ruang kelas di SMAN 25 Bengkong dibuat dengan spandek tanpa dinding pembatas seperti kantin besar yang terbuka.

"Padahal kita tahu, Kota Batam setiap tahunnya punya permasalahan terkait penerimaan murid baru dari ketersediaan ruang belajar yang terbatas bagi siswa," kata Uba.

BACA JUGA:  Ada Beasiswa di Poltek Nuklir Indonesia, Begini Cara Daftarnya

Uba mengatakan pihaknya mendorong pemerintah Provinsi Kepri agar memberikan fasilitas pendidikan layak untuk siswa terutama seperti yang dialami SMAN 25 Batam yang kekurangan ruang kelas layak.

"Harapan kami  gubernur bisa menjalankan visi dan misi,khususnya peningkatan sumber daya manusia, peningkatan SDM harus dilakukan terencana dan bersinambung. Inilah harapan kami dengan situasi seperti ini bisa teratasi," ujarnya.

BACA JUGA:  Tujuh Siswa SMA di Kepri Tidak Lulus Ujian Nasional

Meskipun kondisi ruang belajar SMAN 25 Batam cukup memprihatinkan karena siswa hanya belajar di bawah spandek dengan ruangan terbuka, Dinas pendidikan tahun ini belum mengajukan mengajukan anggaran ke DPRD Kepri untuk penggabungan.

"Kebetulan saya di Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kepri tidak ada pengajuan anggaran. Tapi informasi yang kami dapatkan DAK dari pemerintah pusat berkisar Rp2,5 miliar lebih," ujarnya.

Uba menjelaskan pembangunan gedung menggunakan DAK harusnya dibarengi dengan anggaran dari pemerintah daerah juga.

"Karena kalo dari DAK banyak masalah, seperti SMKN 4 Batam di Tiban pembangunan tidak selesai dengan DAK tidak selesai dana ditarik kembali ke pusat. DAK itu sifatnya supporting," jelasnya.

Sementara itu kepala sekolah SMAN 25 Batam, Muhammad Syurman Rizal mengatakan pihaknya mulai menempati SMAN 25 ini sejak tahun 2019 lalu.

"Kami sebelum di sini menumpang di SMAN 8. Saat 2019 kami tertolong dengan belajar secara daring tapi saat tatap muka ini siswa terpaksa belajar dengan ruangan seadanya," ujar Syurman.

Kata Dia, untuk menyiasati belajar tatap muka saat ini pihaknya membagi proses belajar mengajar menjadi dua waktu. Untuk siswa kelas 1 pada pagi hari dan kelas 2 pada siang hari.

"Karena yang kelas tiga baru selesai ujian sehingga proses belajar kami bagi seperti itu untuk menyiasati ruang belajar yang ada," ujarnya.

Syurman mengatakan saat ini siswa SMAN 25 Batam berjumlah 754 anak.

"Dari 754 siswa sebanyak  156 siswa kelas XII telah selesai ujian jadi agak senggang untuk ruang belajarnya," ujarnya.

Kondisi ruang kelas yang tidak memadai itu menurut Syurman sudah bisa diantisipasi dengan keterbiasaan guru yang mengajar.

"Jadi karena kondisi sehingga kalau hujan atau panas para guru sudah bisa melakukan antisipasi sendiri dan Alhamdulillah saat ujian kemarin anak-anak tidak kehujanan," ujarnya. (*)

Redaktur: Asrul Rahmawati Reporter: Alamudin Hamapu

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI