GenPI.co Kepri - Ketegangan antara Rusia dan Ukrania ternyata berdampak untuk Kepulauan Riau (Kepri).
Hal itu dinyatakan oleh Bank Indonesia. Katanya, ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukrania berpotensi menekan inflasi di Kepri.
Kepala BI Perwakilan Kepri Musni Hardi K Atmaja mengatakan dampak ini terasa dari kenaikan harga komoditas global.
"Khususnya energi sehingga berpotensi menekan inflasi," ujarnya, Kamis (21/4) malam.
BI mencatat, pada triwulan I-2022 terjadi inflasi sebesar 3,24 persen (yoy). Terutama didorong dari kenaikan harga minyak goreng, cabai merah, dan tarif angkutan udara.
BI memperkirakan, selain karena ketegangan antara Rusia dan Ukrania, tekanan inflasi masih akan berlanjut.
Harga BBM nonsubsidi dan momentum perayaan Idulfitri biasanya akan memicu kenaikan tarif jasa angkutan udara.
"Risiko peningkatan inflasi juga turut didorong oleh kondisi perekonomian yang diperkirakan terus mengalami perbaikan," kata dia.
Namun demikian, ia optimistis sinergi yang kuat dari seluruh pihak terkait akan membuat inflasi terkendali pada kisaran 3 ± 1 persen.
Menurutnya, masyaarakat juga berperan penting dalam mewujudukan inflasi yang terkendali.
Caranya dengan beberlanja secara bijak sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.
"Bank Indonesia bersama pemerintah daerah dan stakeholders lainnya, akan terus memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga bahan-bahan kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Musni mengatakan, perbaikan ekonomi Kepri terus berlanjut sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan kembali beroperasinya aktivitas industri dan perdagangan. (ant/*)