GenPI.co Kepri - Gejala penyakit jantung bawaan harus diketahui orang tua. Sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat. Jangan sepelekan tanda-tanda dari si buah hati.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Oktavia Lilyasari, SpJP(K), FIHA mengatakan sekitar 30 persen penyakit jantung bawaan dapat ditemukan di bulan-bulan pertama kehidupan.
Deteksi dini sangat penting untuk melakukan proses rujukan untuk mendapatkan diagnosis konfirmasi dengan jelas. Masalahnya di Indonesia ini sering terjadi keterlambatan diagnosis.
Oktavia mengatakan penyakit jantung bawaan (PJB) pada bayi baru lahir dapat dikenali melalui beberapa gejala.
“Seperti sulitnya dia menyusu, napasnya cepat, biru dan berkeringat dingin,” kata Oktavia dalam sebuah acara daring, Kamis (22/9).
Gejala itu akan semakin kelihatan dengan bertambahnya usia si bayi. Sampai di sini orang tua benar-benar tidak boleh abai.
Di usia satu bulan ke atas, gejala bisa diketahui dari seringnya si bayi tersedak atau terputus saat menyusu.
Selain itu berat badan bayi juga sulit naik, terjadi gangguan tumbuh kembang, keluhan biru, infeksi saluan napas berulang dan memiliki keterbatasan saat beraktivitas.
Kondisi tubuh yang membiru biasanya terlihat di beberapa tempat dan hal ini merupakan tanda-tanda yang sangat jelas.
"Biru biasanya di mukosa bibir, mulut, kadang di bawah area mata, bibir warna ungu,” kata Oktavia.
Selain itu tanda lainnya saat jantung diperiksa akan terdengar bunyi bising, nadi lemah dan ekstermis teraba dingin.
Jika pada saat bayi belum terlihat tanda-tanda, penyakit jantung bawaan ini kadang juga baru terlihat saat anak menjelang remaja.
Gejalanya adalah anak mudah lelah, sesak napas, bengkak di bagian perut dan kaki, sering terbangun karena sesak, sakit dada, berdebar serta mudah pingsan.
Lalu apa penyebab penyakit jantung bawaan? Ada beberapa faktor risiko yang membuat buah hati harus menderita penyakit tersebut.
Penyebab paling utama adalah kelainan gen, riwayat keluarga dengan penyakit jantung bawaan.
Kemudian faktor kesehatan ibu saat mengandung bayi, di antaranya mengalami toksoplasma, diabetes, dan mengalami rubella.
Faktor gaya hidup orang tua, terutama ibu saat mengandung juga sangat mempengaruhi, di antarnaya menggunakan obat yang tidak direkomendasikan dokte kandungan, terpapar radiasi, merokok dan kebiasaan minum alkohol. (ant)