7 Dampak Terlalu Banyak Makan Daging Sapi, Ngeri!

27 Juni 2022 13:24

GenPI.co Kepri - Makan daging sapi baik untuk tubuh, tapi jika terlalu banyak makan daging sapi dan dikonsumsi setiap hari, ada dampak buruknya lho bagi tubuh.

Kebanyakan daging bisa menyebabkan penyakit yang serius dan berpotensi kronis. Satu-satunya cara menghindari berbagai risiko itu adalah dengan mengonsumsi daging secukupnya.

Takarannya yakni 2 potong atau seberat 70 gram dalam sepiring makanan harian Anda. Pastikan juga Anda mengolah dengan suhu secukupnya.

BACA JUGA:  Daftar Makanan untuk Meningkatkan Hemoglobin, Apa Saja?

Dampak buruk ini juga berlaku bagi Anda yang mengonsumsi daging merah lainnya, Berikut dampak buruk terlalu banyak makan daging sapi dan daging merah.

1. Bau mulut

Terlalu banyak makan daging sapi atau daging lainnya dan tidak diimbangi dengan karbohidrat bisa menyebabkan bau mulut.

BACA JUGA:  5 Dampak Minum Kopi Bagi Balita, Awas Jangan Dibiasakan!

Asupan daging terlalu banyak menyebabkan tubuh kelebihan protein dan lemak. Bila kekurangan asupan karbohidrat, tubuh akan memecah lemak sebagai sumber energi.

Pemecahan lemak inilah akan menghasilkan senyawa keton atau ketosis. Memang, proses ini berpotensi menurunkan berat badan secara perlahan, tetapi terlalu banyak keton di dalam tubuh ini menyebabkan bau mulut.

2. Meningkatkan risiko penyakit jantung

BACA JUGA:  Dampak Buruk Junk Food Bagi Anak, Ibu-ibu Harus Tahu!

Efek samping makan daging berlebihan ini berasal dari kadar lemak jenuh dan kolesterol. Kedua jenis lemak ini bisa membentuk plak yang menyumbat pembuluh darah.

Akibatnya, tekanan darah pun meningkat dan aliran darah menuju bagian tubuh pun tidak lancar. Anda pun akan rentan mengalami stroke, serangan jantung, dan pembengkakan arteri atau aneurisme.

Konsumsi daging merah berlebih juga menyebabkan bakteri atau mikrobiota usus menghasilkan senyawa trimetilamina N-oksida (TMAO). Senyawa ini juga berkaitan dengan risiko penyumbatan pembuluh darah.

3. Berat badan sulit turun

Dengan berat yang sama, daging bisa jadi memiliki jumlah kalori yang lebih besar daripada asupan lainnya. Oleh karena itu berat badan akan sulit turun bagi yang terlalu banyak dan sering mengonsumsi daging sapi.

Sebagai contoh, 100 gram daging yang sudah dibersihkan dari lemak saja memiliki kalori sebesar 123 kkal. Dengan berat yang sama, 100 gram kentang panggang hanya memiliki kalori sebesar 93 kkal.

Tentu Anda harus mengingat, asupan kalori yang besar bila tidak diimbangi dengan aktivitas fisik akan membuat berat badan naik.

4. Meningkatkan risiko degenerasi makula

Kebanyakan makan daging merah ternyata berpotensi meningkatkan risiko penyakit mata degenerasi makula akibat usia.

Studi terbitan American Journal of Epidemiology (2009) menemukan bahwa konsumsi daging merah sebanyak lebih dari 10 kali per minggu yang banyak meningkatkan kemunculan degenerasi makula yang lebih awal.

Hal ini karena asupan daging merah yang tinggi bisa meningkatkan senyawa nitrosamin menjadi racun bagi retina. Selain itu, asupan daging terlalu banyak juga menyebabkan adanya tumpukan lemak dan protein di bawah retina.

5. Meningkatkan risiko kanker

Dalam beberapa kasus, pengolahan daging bisa membentuk senyawa karsinogenik, seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).

HCA terbentuk saat daging dimasak pada suhu tinggi, sedangkan PAH terbentuk saat pembakaran zat organik pada daging.

Mengutip studi terbitan Nutrition and Cancer (2013), keduanya diyakini dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar dan rektum.

Kedua senyawa ini mampu menyebabkan mutasi genetik. Sel-sel tubuh pun bisa berubah menjadi ganas dan memicu penyakit kanker.

6. Picu keringat berlebih

Saat makan, tubuh menggunakan energi ekstra untuk memecah makanan tersebut. Energi ini akhirnya menyebabkan tubuh terasa panas atau disebut dengan termogenesis.

Secara umum, panas yang dihasilkan tidak memicu kenaikan suhu yang drastis. Beda jenis makanan, beda pula tingkat panas yang dihasilkan.

Makanan yang lebih mudah dipecah tentu tidak memerlukan banyak energi, contohnya karbohidrat. Sementara itu, daging tersusun atas protein yang memerlukan waktu lama agar bisa dipecah.

7. Memicu sembelit

Pada dasarnya, daging merupakan salah satu makanan kaya protein yang diperlukan tubuh. Sayangnya, daging tidak memiliki kandungan serat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan serat harian.

Artinya, jika Anda makan asupan protein hewani terlalu banyak, Anda juga rentan kekurangan kandungan serat sehari-harinya. Padahal, serat merupakan zat gizi yang penting untuk menyerap air dan memadatkan feses agar mudah keluar.

Studi terbitan Neurogastroenterology and Motility (2015) juga menemukan bahwa asupan lemak jenuh dari daging sebanyak lebih dari 15 gram sehari bisa meningkatkan risiko sembelit(Hellosehat)

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI