Warga Tanjung Pinang Harap Sabar, Stok Sapi Tersisa untuk 9 Hari

Warga Tanjung Pinang Harap Sabar, Stok Sapi Tersisa untuk 9 Hari - GenPI.co KEPRI
Ilustrasi. Stok sapi di Tanjung Pinang menipis hingga tersisa untuk kebutuhan daging segar 9 hari saja. Foto: ANTARA.

GenPI.co Kepri - Warga Tanjung Pinang harap sabat, stok sapi untuk kebutuhan harian masyarakat hanya tersisa untuk 9 hari saja

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Yoni Fadri menyampaikan stok sapi untuk kebutuhan harian masyarakat setempat tersisa hanya belasan ekor.

"Stok sapi tersisa sekitar 18 ekor, dengan estimasi kebutuhan dua ekor per hari. Artinya, cuma cukup buat memenuhi permintaan masyarakat selama sembilan hari ke depan," kata Yoni Fadri, Kamis (26/5).

Menurut Yoni terbatasnya pasokan sapi ini menyusul adanya larangan lalu lintas sapi dari luar daerah masuk ke Tanjung Pinang guna mengantisipasi masuknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

BACA JUGA:  PMK Pada Ternak Bisa Menular ke Manusia? Ini Kata Dinkes Batam

Diakuinya Tanjung Pinang selama ini memang bergantung dengan pasokan sapi dari provinsi lain, karena bukan sentra penghasil ternak sapi.

Sampai saat ini, kata Yoni, belum ada kepastian kapan sapi dari daerah-daerah, seperti Lampung, Jambi, hingga Palembang bisa masuk ke Tanjung Pinang.

"Pengaturan lalu lintas sapi antarprovinsi jadi wewenang pemerintah pusat," ujar dia.

Untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat di Tanjungpinang termasuk keperluan hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha 2022, pihaknya berupaya mendatangkan sapi dari daerah lainnya di Provinsi Kepri yang surplus ternak sapi, seperti Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Yoni khawatir apabila dalam waktu dekat tak ada sapi masuk ke Tanjung Pinang, maka aktivitas penjualan maupun konsumsi daging sapi potong atau segar terancam terhenti.

"Permasalahan terbatasnya pasokan ternak sapi tengah dialami hampir semua wilayah di Indonesia, tidak hanya Tanjung Pinang," kata dia.

Yoni juga memastikan sejauh ini belum ditemukan penyebaran PMK di Tanjung Pinang, makanya pemerintah sangat berhati-hati untuk mendatangkan sapi dari provinsi lain.

Menurutnya perlu waktu pemulihan yang lama dan biaya sangat besar jika ternak sapi maupun kambing terkena paparan PMK. (ant/*)

Video populer saat ini:

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya