GenPI.co Kepri - Koleksi terbaru dari Museum Batam Raja Ali Haji merupakan replika kapal perang Malaka's Welvaren.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata mengatakan kapal tersebut memiliki nilai historis dalam perjalanan sejarah Kepri.
"Replika kapal itu, milik Kerajaan Belanda di masa lalu," kata Ardi, Jumat (11/3) saat menemani Direktur PPK Kemendikbudristek RI, Restu Gunawan melihat-lihat koleksi museum.
Ardi mengatakan kapal perang ini tenggelam dalam peperangan yang disebut sebagai perang sosoh.
Perang tersebut dipimpin oleh Raja Haji Fisabilillah yang berada di Pulau Bayan, untuk merebut kembali Pulau Penyengat.
Dalam peperangan itu, pasukan Raja Haji membuat serangan yang sangat luar biasa. Sehingga membuat pasukan Belanda tak mampu membendungnya.
Dalam beberapa jurnal sejarah, ratusan prajurit Belanda tewas dalam peperangan tersebut. Bahkan kapal perang Malaka's Welvaren tenggelam bersama komandannya, Arnoldus Lenker.
“Kegigihan Raja Haji Fisabillah ini tertulis dalam lembaran sejarah Bangsa Indonesia,” kata Ardi.
Tahun 1997, pemerintah memberikan tanda jasa sebagai Pahlawan Nasional kepada Raja Haji Fisabillah, atas perjuangannya yang berjasa mengusir Belanda.
"Replika kapal ini dibuat oleh anak muda Batam berasal dari Pulau Galang bernama Hamdan," kata Ardi.
Ke depannya, menurut Ardi pihaknya tidak akan berhenti sampai replika perang ini saja. Melainkan ia akan terus menambah koleksi barang-barang bersejarah.
Ardi mengaku bangga Museum Batam telah dikunjungi orang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan wisatawan mancanegara.
Mereka datang untuk melihat sejarah Batam. Ada juga daerah yang menjadikan museum ini sebagai rujukan untuk membangun museum di daerahnya.
Direktur PPK Kemendikbudristek RI, Restu Gunawan mengapresiasi langkah Pemko Batam, karena dapat memanfaatkan gedung tak terpakai yang dulunya merupakan gedung astaka MTQ XXV tingkat nasional.
"Banyak daerah lain inginnya membangun, tetapi Pemko Batam luar biasa idenya ada gedung lama dimanfaatkan jadi museum," ujarnya.
Ia juga mengapresiasi pihak pengelola Museum Batam yang terus menambah koleksi barang bersejarah, sehingga dapat menjadi media pembelajaran bagi pengunjungnya serta menjadi wisata sejarah. (*)