Kampung Madong dan Sei Nyirih Jadi Kawasan Ekoeduwisata

19 Oktober 2022 08:15

GenPI.co Kepri - Kampung Madong dan Sei Nyirih di Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota resmi menjadi kawasan ekoeduwisata.

Peresmian itu ditandai dengan penandatanganan prastasti Kampung Ikan Madong dan Kampung Sei Nyirih.

Kegiatan itu disejalankan dalam rangka kegiatan gerakan nasional bulan cinta laut dengan tema laut sehat, ikan lestari, nelayan sejahtera.

BACA JUGA:  Tanjungpinang Jadi Percontohan Penerapan Srikandi

Penandatangan prasasti dilakukan oleh Wali Kota Tanjungpinang Rahma dan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono, Selasa (18/10).

Dalam kesemptan itu juga dilakukan penyerahan paket perbekalan nelayan melaut serta benih ikan.

BACA JUGA:  Sampah Plastik di Tanjungpinang Bakal Dikelola Jadi BBM

“Pemko Tanjungpinang bersama Kampus Umrah akan mengembangkan Kampung Madong dan Kampung Sungai Nyirih menjadi kawasan minawisata kampung ikan madong sungai nyirih,” kata Wali Kota Tanjungpinang, Rahma.

Rahma mengatakan Tanjungpinang memiliki 21 titik kampung nelayan yang tersebar di pesisir kota tersebut.

BACA JUGA:  Garuda Indonesia Makin Sering Terbang dari Tanjungpinang-Tangerang

Kampung-kampung tersebut didiami oleh masyarakat nelayan dengan kondisi sangat terbatas untuk daya jelajah tangkapan.

Para nelayan juga belum menguasai teknologi, dan terhambat modal serta manajemen usaha.

“Permasalahan lain dalam peningkatan hasil tangkapan adalah kendala cuaca pada musim tertentu membuat para nelayan tidak bisa bekerja maksimal,” kata Rahma.

Dia pun bertekad untuk mengangkat potensi alam yang ada di laut Tanjungpinang yang belum tersentuh selama ini, salah satunya wisata alam hutan mangrove.

Melalui kegiatan wisata ia juga sekaligus mengangkat tradisi kehidupan masyarakat di kampung nelayan.

Di antaranya permainan rakyat, olahraga bahari, kesenian, sejarah dan budaya Melayu yang kental dengan budaya maritim.

Rahma pun berharap dukungan dari Menteri Kelautan dan Perikanan dalam mewujudkan cita-cita kami dan khusunya masyarakat perikanan yang ada di kota Tanjungpinang.

"Kami mohon dukungan dari pak Menteri untuk mewujudkan cita-cita kami," ujarnya.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan Kepri halaman depannya adalah laut dan sumber utamanya juga dari laut.

Menurut dia, diperlukan suatu kebijakan yang bisa berjangka panjang untuk kepentingan umat manusia.

Salah satunya dengan memperluas kawasan konservasi yang tertutup dan ini harus didukung oleh pemerintah daerah.

“Indonesia kita bagi menjadi enam zona. Kepri adalah zona satu, kawasannya sampai dengan laut Natuna yang berbatasan dengan laut Cina selatan,” kata dia.

Setiap zona itu, kita desain satu kawasan yang tidak boleh diganggu, kawasan yang tidak boleh dilintasi oleh kapal, kawasan yang tidak boleh dilakukan pengambilan ikan dan seterusnya yang disebut sebagai konservasi tertutup.

"Ada tiga benefit yang bisa kita dapat, yang pertama adalah akan mampu memproduksi oksigen, lalu kedua penyerapan karbon yang lebih tinggi daripada hutan di darat, dan ketiga tempat budidaya ikan," ungkapnya. (*)

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI