Wisata Sejarah di Belakang Padang, Sunan Thulub hingga Kantor Belanda

04 September 2022 18:00

GenPI.co Kepri - Kecamatan Belakang Padang kental dengan wisata sejarah. Mulai dari keberadaan Sunan Thulub hingga kantor peninggalan Belanda yang masih digunakan sampai sekarang.

Tempat wisata Sunan Thulub merupakan salah satu wisata sejarah yang kerap dikunjungi pelancong.

Untuk sampai di sana, dari Pulau Belakang Padang pengunjung harus menyeberang lagi ke Pulau Tolop.

BACA JUGA:  Kesenian Melayu Jadi Pembuka MTQ Belakang Padang, Wow Semarak!

Pelancong bisa langsung dari Pelabuhan Sekupang ke Pulau Tolop menggunakan speedboat.

Dari Belakang Padang maupun Pulau Tolop wisatawan dapat melihat gedung-gedung negara tetangga, Singapura.

BACA JUGA:  Belakang Padang Digadang Jadi Wisata Andalan, Begini Persiapannya

Di pulau Tolop, pelancong dapat menemukan makam yang tercatat dalam salah satu situs cagar budaya di Kota Batam.

Makam tersebut adalah Makam Syeh Syarif Ainun Naim Bin Maulana Ishaq atau dijuluki Sunan Thulub.

BACA JUGA:  Kedai Kopi Ameng Belakang Padang Kini Hadir di Batam

Dalam papan nama yang terdapat di jalan menuju makamnya tertulis, ia lahir di Samudera Pasai, tahun 842 Hijriyah atau 1438 Masehi. Kemudian wafat pada 908 Hijriyah atau 1503 Masehi.

Ulama ini merupakan saudara kandung salah satu wali yang terkenal di Indonesia, yaitu Sunan Giri.

Makam Sunan Thulub ini di atas bukit. Pengunjung harus menaiki tangga yang cukup tinggi untuk bisa sampai ke sana.

Di ujung bukit terdapat bangunan, di sanalah makam Sunan Thulub berada. Makam tersebut telah dipugar.

Selain makam Sunan Thulub di pulau itu ada dua makam lainnya yang juga sering diziarahi.

Kedua makam itu adalah makam Syaikh Maulana Nur Magrobi. Syeikh asal dan makam Habib Syaikh Hasan Al Musawa.

Dilansir laman Disbudpar Batam, Selain ke Pulau Tolop, wisata sejarah lainnya di Belakang Padang yaitu kantor polisi yang dibangun sekitar tahun 1930-an.

Tanda-tanda peninggalan zaman Belanda terlihat pada gedung catur sakti dan asrama Border Police.

Dulunya komplek bangunan itt dipergunakan sebagai Kantor Polisi Kolonial Belanda.

Komplek tersebut luasnya 6.000 meter persegi, terdiri dari perkantoran dan perumahan polisi.

Kemudian ada kantor imigrasi yang dibangun pada tahun 1950-an. Dulunya tempat itu hanya pos Imigrasi  di bawah wilayah kerja Imigrasi Tanjungpinang.

Kemudian Kantor Camat Belakang Padang. Di tahun 1959 sampai 1983 Batam ibu kotanya Belakang Padang yang merupakan pindahan dari Pulau Buluh.

Di Belakang Padang juga ada Gedung Nasional yang diresmikan pada 12 Mei 1960.

Di pulau yang juga sering disebut sebagai Pulau Penawar Rindu ini terdapat komplek Angkatan Laut. Ada perumahan prajurit Angkatan Laut yang dibuat tahun 1958. (*)

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI