GenPI.co Kepri - Pemugaran itu dilakukan karena makam ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Kota Batam.
“Kelak makam ini diharapkan akan dikunjungi oleh wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara,” kata Ardi.
Ardiwinata bersama sejumlah pegiat pariwisata dan Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Kepri melakukan napak tilas ke Pulau Buluh Pulau Boyan dan Pulau Lintang pada Sabtu (26/2).
Dalam napak tilas tersebut, salah satu tempat persinggahan rombongan ini adalah di Makam Temenggung Abdul Jamal di Pulau Bulang Lintang.
Semasa hidupnya, Temenggung Abdul Jamal adalah bendahara kerajaan Melayu Lingga yang berkuasa di wilayah Bulang Lintang, Kecamatan Bulang Batam dan pulau-pulau sekitarnya.
Setelah meninggal dunia, Temenggung Abdul Jamal dimakamkan di pulau tersebut. Di sekitar makamnya juga terdapat makam istri Temenggung, yakni Raja Maimunah serta beserta makam keluarga Temenggung Abdul Jamal lainnya.
Di Pulau Bulang Lintang itu juga masih terdapat keturunan Temenggung Abdul Jamal yang saat ini menjadi ahli warisnya.
Di rumah ahli warisnya itu masih tersimpan benda-benda pusaka milik Temenggun Abdul Jamal.
Ardi mengatakan, pihaknya akan terus mengupayakan agar benda-benda bersejarah peningalan Temenggung Abdul Jamal dapat menjadi koleksi Museum Batam, Raja Ali Haji.
“Kalau benda-benda peninggalan itu dititip di museum, pasti orang akan lebih banyak yang tahu tentang peninggalan sejarah yang ada di pulau Bulang,” kata Ardi.
Ia bahkan yakin orang juga akan tertarik untuk datang langsung ke Pulau Bulang. Nama Temenggung Abdul Jamal ini sebenarnya tidak asing lagi bagi masyarakat Batam. Sebab nama tersebut telah lama diabadikan menjadi nama stadion olahraga di Batam. (*)