Ini Situs Sejarah di Kepri yang Wajib Kamu Kunjungi

27 Februari 2022 06:00

GenPI.co Kepri - Sejarah Kepri tak terlepas dari sejarah masyarakat Melayu antara Malaysia, Singapura dan Indonesia.

Sejarah Melayu sendiri melekat dengan  Indonesia. Bahasa Indonesia sendiri berakar dari bahasa Melayu.

Situs peninggalan sejarah di Kepri cukup banyak, dari Masjid  Penyengat yang berada di Pulau penyengat, Tanjungpinang, bekas kejayaan kerajaan Riau Lingga yang berada di Kabupaten Lingga dan situs sejarah lainnya.

BACA JUGA:  Museum Batam Raja Ali Haji, Ini Koleksi Barang Bersejarahnya

Selain itu ada juga situs sejarah kemanusiaan di Kota Batam yang bisa dikunjungi untuk menambah wawasan.

Berikut situs sejarah yang wajib dikunjungi saat berada di Provinsi Kepri.

BACA JUGA:  Belakang Padang Digadang Jadi Wisata Andalan, Begini Persiapannya

Masjid Sultan Riau Penyengat

Masjid Sultan Riau Penyengat dibangun pada 1 Syawal 1245 H atau tahun 1832 M, masjid ini memiliki arsitektur yang khas.

BACA JUGA:  Vihara hingga Perigi Tua, Situs Wisata Sejarah di Pulau Buluh

Terdapat 4 buah tiang penyangga di dalamnya, juga terdapat 4 buah menara di setiap sisinya dan 13 buah kubah, sehingga jika dijumlahkan menara dan kubahnya berjumlah 17.

Keunikan lain masjid yang terletak di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Kepri ini ialah penggunaan putih telur sebagai campuran bahan bangunannya.

Masjid ini dapat ditempuh menggunakan pancung dari pelabuhan  Tanjung Pinang, menuju pulau penyengat memakan waktu kira-kira sepuluh menit perjalanan laut.

Camp Vietnam

Camp Vietnam ini berada di Pulau Galang Kota Batam. Camp Vietnam Galang ini dulunya adalah tempat tinggal sementara pengungsi Vietnam.

Kamp yang dibangun oleh PBB pada tahun 1980 di atas lahan seluas 80 hektar itu, kini menjadi salah satu wisata sejarah kemanusiaan.

Warga Vietnam yang menyelamatkan diri dari perang di negaranya menaiki perahu dan selama beberapa waktu terombang-ambing di Laut China Selatan.

Sebagian dari warga Vietnam Selatan tersebut berhasil mencapai Indonesia, tepatnya Pulau Galang dan Tanjung Pinang. Dari sinilah, kisah Pulau Galang sebagai kamp pengungsian warga Vietnam dimulai.

Museum Linggam Cahaya

Kalau Anda penyuka museum atau menggemari sejarah daerah, mengunjungi Museum Linggam Cahaya adalah pilihan tepat untuk dilakukan.

Dari Museum Linggam Cahaya inilah Anda akan mendapatkan  bakal  informasi aktual tentang perjalanan panjang Kerajaan Lingga.

Informasi peninggalan sejarah Kerajaan Lingga bisa didapat dari peninggalan benda-benda bersejarah yang masih tersimpan dan terjaga kelestariannya.

Museum tersebut berada di Kampung Damnah, Kota Daik, museum ini memiliki ribuan koleksi benda cagar budaya peninggalan Kerajaan Lingga.

Kompleks Keramat Gunung Kute

Komplek keramat gunung kute ini merupakan pemakaman dari pemukiman yang berada di Gunung Kute, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Anambas.

Gunung Kute terletak di Pulau Matak berdekatan dengan kampung Tokong, Teluk Sunting. Kampung Langir merupakan sebuah perkampungan kecil yang dihuni oleh penduduk yang berasal dari daerah Kamboja (Negeri Tjampa).

Di penghujung Abad 16 di daerah orang-orang yang bermukim di daerah tersebut adalah lanun atau perompak Laut.

Mereka tinggal bersama dengan para tawanannya yang berasal dari Semenanjung Malaysia Pesisir bagian Timur termasuk daerah Temasek (Singapura) dan pulau-pulau di perairan Bintan Kepulauan Riau.

Pulau Buru

Makam Badang sebagai wisata religi di Pulau Buru, Kabupaten Karimun. Masyarakat Pulau Buru percaya terhadap makam Badang sebagai tempat mengabulkan permintaan.

Makam Badang, kabupaten Karimun  masih banyak di kunjungi untuk berziarah. Bukan hanya masyarakat Pulau Buru dan wilayah Tanjung Balai Karimun tetapi wisatawan luar negeri seperti Singapura dan Malaysia berziarah ke makam Badang.

Bagi masyarakat  Pulau Buru sendiri  Makam Badang  dijadikan sebagai makam keramat. Pada tahun 2010 makam Badang dijadikan cagar budaya oleh Dinas Pariwisata Tanjung Balai Karimun.

Masjid Agung Natuna

Bangunan yang megah dengan arsitektur dan ornamennya yang indah membuat masjid ini tidak hanya menjadi destinasi wisata religi namun juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar maupun wisatawan yang berkunjung ke Natuna.

Ada istilah di tengah masyarakat Natuna jika India punya Taj Mahal, maka Kepri punya Masjid Agung Natuna.

Masjid Agung Natuna  berada di ibu kota Kabupaten Natuna  dan  menjadi masjid terbesar dan termegah di Provinsi Kepulauan Riau, dengan satu barisan shaf di dalam masjid memuat hingga 180 jemaah.

Dengan pemandangan latar belakang Gunung Ranai dan udara yang sejuk membuat masjid ini semakin menarik untuk dikunjungi.

Makam Bukit Batu

Kompleks makam Marhum Bukit batu merupakan makam keluarga Kerajaan Bentan. Di dalam makam terdapat 6 buah makam antara lain, makan Budayana,  makam Wan Pok (Wan Empuk), makam Wan Malani, makam Wan Sri Beni, makam Tok Telani, makam Tok Hile (Tok Kelaun).

Wan Pok dan Wan Telani adalah dua orang perempuan yang berasal dari Bukit Siguntang Mahameru.

Mereka sampai ke Bintan mengikuti suami (Nila Pahlawan dan Krisna Pendeta) yang merupakan sahabat Sang Sapurba dan Demang Lebar Daun yang merupakan penguasa Sriwijaya.

Mereka hijrah ke Bintan pada Abad ke XII. Sedangkan Tok Telani adalah putra Demang Lebar Daun.

Beliau memangku jabatan setelah Bintan membuka negeri baru di Tumasik (Singapura), sedangkan Wan Beni adalah puteri Bintan yang menikah dengan Sang Nila Utama putera Sang Sapurba.(*)

Redaktur: Asrul Rahmawati Reporter: Alamudin Hamapu

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI