Harbourfront Segera Dibuka, Wisman di Batam Bakal Melonjak

11 Juni 2022 09:00

GenPI.co Kepri - Pelabuhan Harbourfront Singapura akan segera dibuka, wisman di Batam bakal melonjak Pemerintah Kota Batam sedang siap-siap menghadapinya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata mengatakan Pelabuhan Harbourfront Singapura akan dibuka pada tanggal 15 Juni 2022.

Untuk mempersiapkan lonjakan wisatawan mancanegara (wisman) Disbudpar Batam menggelar rapat koordinasi bersama CIQP (Bea dan Cukai, Imigrasi, Karantina, serta Syahbandar) dan pengelola pelabuhan pada Jumat (10/6).

BACA JUGA:  Wisata MICE di Batam Kembali Ramai

"Ada beberapa catatan penting terkait persiapan pembukaan Pelabuhan HarbourFront Singapura, diantaranya terjadinya lonjakan jumlah penumpang Batam-Singapura dan sebaliknya akibat dari dibukanya kembali rute HarbourFront ke seluruh terminal feri internasional di Batam,” kata Ardi, Jumat (10/6).

Setelah pelabuhan tersebut dibuka tentu jadwal kedatangan wisman akan lebih padat dibandingkan sekarang yang hanya datang melalui Pelabuhan Tanah Merah Singapura saja.

BACA JUGA:  Desa Wisata Bakau Serip di Mata Menteri Sandiaga, Dapat Pujian

Menurut Ardiwinata, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dipandang perlu untuk segera menambah jumlah personil, terutama pada front line yang terhubung untuk memproses QR Scan, sekaligus membantu wisman mengakses aplikasi PeduliLindungi.

"Karena tidak semua wisman mengerti dengan aplikasi PeduliLindungi. Selain itu kebersihan di sekitar lokasi pelabuhan juga perlu menjadi perhatian untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan," ujarnya.

BACA JUGA:  Ratusan CEO Muda dari Singapura ke Batam, Wisata MICE Bergairah

Pada tanggal 15 Juni tersebut dirinya akan menyambut wisman yang datang ke Batam yang akan diwarnai dengan penampilan musik Melayu.

"Kita akan tampilkan musik Melayu sebagai cara memuliakan tamu dalam hal ini menyambut kedatangan wisman ke Batam," terangnya.

Dalam kesempatan itu, Ardi juga menyosialisasikan Peraturan Daerah (Perda) No 1 Tahun 2018 tentang Pemajuan Kebudayaan Melayu.

Perda tersebut diantaranya berisikan anjuran untuk menggunakan pakaian adat melayu, memperdengarkan musik dan lagu daerah melayu dan menghidangkan makanan khas Melayu di pelabuhan, hotel, restoran, pengelola bandara, dan pusat perbelanjaan.

"Apapun yang kita lakukan dalam pariwisata tetap mengedepankan kebudayaan. Bukan hanya kebudayaan Melayu saja, tetapi seluruh budaya Indonesia namun payungnya adalah kebudayaan Melayu," kata Ardiwinata.

Dalam rapat tersebut juga disampaikan beberapa usulan, di antaranya Visa on Arrival (VOA) ditiadakan dan digantikan dengan bebas visa kunjungan (BVK) atau Visa Exemption dan Visa Exemption.

Visa tersebut diusulkan tidak terbatas kepada wisatawan dari sembilan negara Asean saja tetapi juga kepada 169 negara lainnya. Sebagaimana dilakukan Pemerintah RI sebelum pandemi Covid-19. (ant)

 

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI