Kisah Mualaf: Sering Lihat Orang Salat Memotivasi Belajar Islam

03 April 2022 12:00

GenPI.co Kepri - Perkenalkan nama saya Aloisius Andhi Wardhana, lahir dan besar di Kota Batam. Inilah kisah mualaf diriku. Saat ini aku telah berumur 25 tahun dan baru menikah pada tahun 2021 lalu.

Aku biasa disapa Aloi oleh teman-teman dan keluarga. Aku merupakan anak ketiga dari tiga  orang bersaudara, dua saudaraku adalah perempuan dan ayahku sudah meninggal beberapa tahun lalu.

Keseharianku saat ini bekerja di salah satu stasiun TV swasta di Kota Batam dan setiap harinya aku ke sana kemari mencari informasi untuk diberitakan kepada masyarakat luas.

BACA JUGA:  SE Gubernur Terbaru Terkait Ramadan, Isinya Alhamdulillah Banget!

Perjalananku sebagai seorang mualaf dimulai pada tahun 2014 lalu saat aku ditugaskan melakukan liputan safari Ramadan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Batam.

Saat melakukan liputan di sebuah masjid yang mendapatkan kunjungan rombongan pemerintah Kota Batam. Aku mulai tertarik menyaksikan rombongan melakukan persiapan hingga melakukan salat magrib, salat isya dan tarawih.

BACA JUGA:  Rekomendasi Motif Gamis Kekinian untuk Aktivitas Ramadan

Aku saat ini mulai tertarik untuk mengetahui Islam lebih jauh, meski sebenarnya aku dibesarkan di lingkungan perumahan yang  mayoritas penduduk perumahan Islam.

Namun kali ini ketertarikan untuk mengetahui Islam berbeda dibandingkan kehidupanku yang berbaur.

BACA JUGA:  Tips Aman Kunjungi Tempat Wisata Saat Ramadan

Seiring perjalanan aku mulai mencari tahu perlahan-lahan tentang Islam dari lingkungan sekitar dan mulai membaca dari berbagai sumber.

Aku memiliki seorang teman dekat yang beragama Islam, kami berteman semenjak duduk di bangku SMP. Kemudian aku mulai pelan-pelan menanyakan Islam kepadanya hingga diajak berdiskusi dengan orang tuanya.

Banyak hal yang kutanyakan kepada orang tua sahabatku itu dari mulai tatacara melakukan ibadah baik sholat puasa dan lainnya hingga bagaimana kehidupan seorang muslim.

Seringnya aku berdiskusi dengan orang tua sahabatku tersebut akhirnya aku mulai tertarik dan mulai tumbuh niat untuk memeluk agama Islam.

Pekerjaan dan kesibukanku sebagai seorang reporter stasiun TV swasta di Batam kugunakan untuk melakukan pengamatan kala ditugaskan meliput kegiatan keagamaan seperti pengajian.

 

Aku akhirnya pada tahun 2018 lalu saat memasuki bulan puasa, mulai belajar melakukan puasa karena aku berpikir masa orang seharian kuat nggak makan dan minum.

Puasa pertamaku kulakukan cukup berat karena dari 30 hari aku hanya kuat menjalankan selama kurang lebih 15 hari saja dan meski waktu itu aku masih memiliki kepercayaan lamaku.

Puasaku tahun selanjutnya pada tahun 2019 Alhamdulillah penuh satu bulan penuh dan begitu juga di tahun 2020.

Aku melakukan proses panjang belajar tentang Islam berdiskusi dan belajar ke banyak orang seperti teman, sahabat orang tua sangat serta diperkenalkan kepada beberapa ustad untuk memenuhi rasa keingintahuanku.

Proses panjang itu akhirnya pada tahun 2020, tiga hari sebelum Idul Adha aku menemui seorang ustad, kemudian aku menanyakan satu hal yang masih menjanggal di hatiku selama ini di malam hari di kediamannya.

Usai kami bertemu dengan ustadz tersebut dan ia menjelaskan satu pertanyaanku yang mengganjal akhirnya pada pagi hari melalui pesan singkat aku menekadkan niat dan mengabari ustad tersebut bahwa aku sudah bulat akan masuk Islam.

Dan akhirnya malam harinya aku secara resmi menyatakan memeluk agama Islam. Namun keluargaku seperti ibu dan kedua kakakku tidak  mengetahui hal tersebut.

Aku belum memberitahukan kepada ibu dan kedua kakakku aku telah memeluk Islam tapi seiring berjalannya waktu Ibuku merasa ada sedikit kejanggalan karena aku melakukan ibadah seperti salat secara diam-diam tanpa sepengetahuan mereka.

Suatu hari aku ditanyai oleh Ibuku dan akhirnya ibu dan kakakku sempat kaget karena sebelumnya aku belum pernah bercerita terkait rencana aku memeluk Islam

Cukup berat meyakinkan keluargaku, terutama salah satu kakakku, sedangkan ibuku sudah dan menerima pilihanku untuk memeluk Islam.

Ibu memberikan nasehat kepadaku jika memang sudah yakin dengan pilihan maka harus menjalani keputusan tersebut dengan baik seperti menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi larangannya.

Kemudian pada tahun 2021 akhirnya aku bertemu seorang jodoh dan memutuskan untuk menikah dan Alhamdulillah saat ini semua keluargaku sudah menerima keputusan pilihan untuk memeluk Islam.

Aku memiliki pengalaman unik usai menjadi mualaf, saat itu aku melakukan ibadah shalat Magrib di salah satu masjid di kota Batam.

Usai melakukan salat ternyata sandal yang kubawa ternyata hilang diambil orang dan aku hanya senyum dalam hatiku berkata mungkin ini rezeki orang lain.

Saat ini aku terus belajar memperdalam pengetahuan tentang Islam, perlahan-lahan gerakan dalam melakukan ibadah seperti salat dan membaca Alquran terus aku tingkatkan.

(Cerita ini berdasarkan Kisah mualaf dituturkan Aloisius Andhi Wardhana kepada GenPI.co Kepri).

Redaktur: Asrul Rahmawati Reporter: Alamudin Hamapu

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI