Ciri-ciri, Penyebab dan Cara Mengatasi Insomnia

27 Maret 2022 09:05

GenPI.co Kepri - Insomnia bisa menyerang siapa saja. Namun, bisa juga disebabkan karena keturunan. Jadi, orang akan mudah terserang insomnia jika keluarganya, misalnya orang tua memiliki riwayat insomnia.

Terapi pengobatan tertentu dan kondisi kesehatan juga dapat membuat seseorang mengalami insomnia.

Ciri-ciri mengalami insomnia adalah ketika sulit tidur atau sulit terlelap. Tidurnya kurang dari tujuh jam setiap malam.

BACA JUGA:  Yuk Kenali Ciri-ciri Penyakit Ginjal dan Bagaimana Mencegahnya

Kemudian juga ada gejala kelelahan, kantuk dan sulit berkonsentrasi pada hari berikutnya. Bukan hanya malam, siang hari pun seseorang yang menderita insomnia akan sulit tidur siang. Meski tubuhnya merasa lelah ia sulit memejamkan mata.

Demikian juga ketika dapat tidur, namun saat tengah malam terbangun dan sulit untuk dapat tidur kembali.

BACA JUGA:  Bunda, Ini Manfaat Membacakan Dongeng Sebelum Tidur untuk Anak

Sekitar 50 persen pasien dengan insominia memiliki gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan.

Dikutip dari NHS, kebanyakan insomnia disebabkan oleh stres, kecemasan atau depresi. Bisa juga karena suasana yang tak kondusif, seperti bising, kamar terlalu dingin atau terlalu panas, kasur tidak nyaman.

BACA JUGA:  Sering Pakai Headset, Begini Cara Cegah Gangguan Pendengaran

Bisa juga karena asupan alkohol, kafein, nikotin hingga jet lag. Tak heran bagi orang yang mengonsumsi kafein seperti kopi akan sulit tidur karana kafein memang menjadi salah satu penyebab insomnia.

Menurut penelitian, insomnia sering dialami oleh 10-15 persen perempuan yang telah menopause. Namun ada juga orang-orang yang masih muda tapi sudah mengalami insomnia.

Kemudian insomnia dapat semakin memburuk seiring berjalannya usia jika tidak segera ditangani. Hal itu karena semakin tua seseorang tahapan tidur nyenyak juga berkurang.

Bagaimana cara mengobatinya? Obat tidur dapat membantu, tapi bukan satu-satunya solusi.

Orang yang mengalami insomnia lebih baik jika menjalani terapi perilaku kognitif tanpa atau bersamaan dengan penggunaan obat tidur.

Terapi perilaku kognitif dapat dilakukan dengan mengubah pola tidur. Bersantailah dengan membaca buku, mandi dengan air hangat atau mendengarkan musik setiap satu jam sebelum tidur.

Suasana kamar juga harus dibuat mendukung rencana untuk tidur. Misalnya kamar dalam keadaam gelap, senyap dan tutup gorden.

Jika diperlukan pakai penutup mata dan penutup telinga. Pastikan kasur, bantal dan seprai betul-betul nyaman.

Hindari makan besar di malam hari, menonton televise atau menggunakan gawai yang memancarkan cahaya terang.

Penderita insomnia dianjurkan untuk olahraga rutin setiap hari, tapi dilarang untuk berolahraga dengan waktu yang berdekatan dengan jam tidur.

Selain itu juga jangan merokok, minum alkohol, teh dan kopi paling kurang enam jam sebelum tidur.

Jika insomnia berlangsung lebih dari tiga bulan segeralah mencari pertolongan medis. Sebab insomnia yang dibiarkan akan semakin sulit dikontrol dan berakibat buruk terhadap kehidupan sehari-hari.(ANT/*)

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI