GenPI.co Kepri - Dalam kasus penyakit TBC, selain TBC aktif ada yang dinamakan TBC laten. TBC jenis yang kedua ini perlu diwaspadai karena gejalanya tak terlihat tapi bisa muncul kapanpun.
Ketua Yayasan Stop TB Partnership dr. Nurul H.W. Luntungan, MPH mengatakan penyakit TBC laten disebabkan oleh bakteri yang bersembunyi di dalam tubuh seseorang.
“Bakteri TBC ini bisa sembunyi di dalam tubuh dan orang yang kena bakterinya belum tentu terlihat sakit TBC,'' katanya, dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Kamis (24/3).
Koordinator Substansi TBC, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakti Menular, Kemenkes dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA mengatakan infeksi TBC laten terjadi saat seseorang yang terpapar bakteri atau kuman TBC namun memiliki imunitas yang bagus.
Imunitasnya yang tinggi itu menyebabkan dia tidak bergejala. Tapi sebenarnya kuman tersebut tidak hilang melainkan dalam posisi tertidur.
''Sehingga sewaktu-waktu kalau daya tahan tubuhnya turun dan lain-lain dia bisa memicu kuman tersebut sehingga terjadi tuberkulosis aktif,'' katanya.
Pengendalian TBC laten ini baru beberapa tahun terakhir masuk ke dalam program pemerintah. TBC laten ini ditetapkan sebagai program eliminiasi TBC setelah ada komitmen untuk mengakhiri TBC tahun 2030.
“Pemerintah pun fokus pada kelompok yang paling berisiko dalam hal ini kontak erat dari semua usia,'' ucap dr. Tiara.
Ia mengatakan, skrining kontak erat dilakukan melalui pertanyaan dan pemeriksaan dengan tes tuberkulin di kulitnya atau pemeriksaan melalui darah.
“Kalau diketahui ada TBC laten maka orang tersebut akan diberikan obat pencegahan TBC,” ujarnya.
Dalam tes tersebut, sejumlah protein yang mengandung bakteri TBC akan disuntikkan ke kulit pada bagian bawah lengan.
Setelah itu tunggu 48 hingga 72 jam, kemudian bagian kulit yang disuntik itu diperiksa kembali. Jika hasilnya positif berarti tersebut telah terinfeksi TBC.
Namun, saat ini ada hambatan yang dalam menemukan dan mengobati orang dengan TBC. Menurut dr Tiara, kebanyakan masyarakat tidak mau melakukan skrining jika tidak bergejala.
Menurut dia, diperlukan edukasi bagi orang yang diketahui positif TBC untuk minum obatnya bukan sekali minum, melainkan obat paling cepat itu tiga bulan selama seminggu sekali, ada juga yang selama 6 bulan dengan dosis diminum setiap hari.(*)