Yuk Kenali Ciri-ciri Penyakit Ginjal dan Bagaimana Mencegahnya

19 Maret 2022 21:00

GenPI.co Kepri - Semua proses dalam tubuh akan dibuang melalui hati dan ginjal. Pembuangan dari ginjal disalurkan melalui urin. Sedangkan pembuangan dari hati melalui anus.

Ginjal merupakan komponen penting dalam tubuh. Ginjal berfungsi memproduksi urin dan menyeimbangkan cairan. Tak heran jik udara dingin, tubuh akan lebih sering buang air kecil. Namun, saat udara panas tubuh akan merasa kekurangan cairan.

Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) dr. Zulkhair Ali mengatakan penyakit ginjal yang umum dialami adalah batu ginjal, infeksi ginjal, radang ginjal, ginjal karena diabetes, ginjal karena hipertensi, ginjal karena lupus, dan ginjal karena polikistik.

BACA JUGA:  Tidak Hanya Orang Dewasa, Remaja Juga Bisa Kena Penyakit Ginjal

“Penyakit-penyakit tersebut dapat menurunkan fungsi ginjal,” ujarnya dalam peringatan Hari Ginjal Sedunia, Kamis (17/3) dikutip dari laman Kemenkes RI.

Jika ginjal tidak berfungsi lagi, maka itulah yang disebut gagal ginjal. Fungsi ginjal dapat dibagi dua, umumnya yaitu gangguan ginjal akut dan penyakit ginjal kronik. Kemudian pada penyakit ginjal kronik ada fase yang dinamakan akut on kronik.

BACA JUGA:  Peran Ginjal dan Cara Merawatnya

Menariknya, pada penyakit ginjal akut, gejala pada pasien terlihat berat sekali tapi bisa sembuh sempurna.

Sedangkan penyakit ginjal kronik, pasien tidak merasakan apapun, tidak ada gejala, tapi ketika sudah berat akhirnya harus cuci darah dan tidak bisa disembuhkan kembali.

BACA JUGA:  Dokter: Masih Banyak Orang yang Abai Soal Kesehatan Ginjal

Penyakit ginjal kronik, merupakan masalah kesehatan global karena prevalensi gagal ginjal itu semakin hari semakin meningkat.

Tidak hanya itu penyakit tersebut bersifat progresif dan tidak bisa sembuh kembali, tingkat mortalitas yang tinggi, dan memakan biaya mahal.

Karenanya perlu dilakukan pencegahan dengan deteksi sedini mungkin terhadap penderita penyakit ginjal.

Pencegahan idealnya dilakukan dari fase normal, yakni menskrining orang-orang yang tidak sakit untuk mengetahui apakah ada faktor risiko terjadinya penyakit ginjal atau tidak.

''Kemudian kalau sudah terjadi kerusakan kita harus melakukan pengobatan, baik melakukan pengobatan terhadap ginjalnya untuk menunda atau memperlambat progresivitas penyakit ginjalnya nya maupun mengobati komorbid yang ada,'' ucap dr. Zulkhair.

Namun apabila sudah terjadi gagal ginjal maka harus dilakukan terapi pengganti ginjal atau transplantasi ginjal.

Ia mengatakan, selain deteksi dini, penyebab gagal ginjal juga harus dikenali. Penyebab penyakit ginjal yang paling sering terjadi adalah hipertensi, diabetes, dan radang ginjal.

Sementara untuk gejala penyakit ginjal kronis antara lain mual, gatal-gatal, sesak napas, anemia, dan hipertensi.

Sayangnya gejala ini baru muncul setelah tahap lanjut atau pada stadium lanjut. Pada stadium awal gejala sama sekali tidak terlihat atau tidak terasa.

Memang solusinya adalah harus memeriksakan diri secara berkala terutama bagi yang berisiko menderita ginjal.

“Antara lain usia atas 50 tahun, penderita diabetes, penderita hipertensi, perokok, obesitas, dan ada riwayat keluarga yang menderita penyakit ginjal,” ujarnya.

Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setiap satu tahun sekali.

Koordinator Substansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Kemenkes dr. Theresia Sandra Diah Ratih mengatakan pemerintah telah menyediakan layanan untuk deteksi dini bagi masyarakat minimal setiap 1 tahun sekali

Layanan tersebut dalam bentuk Posyandu untuk usia produktif dan Lansia.

 “Seluruh masyarakat diharapkan bisa mengakses layanan itu, termasuk juga pengobatan dan konseling untuk faktor risiko penyakit ginjal,'' ucapnya.

Penyakit ginjal saat ini masih menjadi penyakit yang mengancam nyawa. Penyakit ini menjadi penyebab kematian ke-10 di Indonesia, jumlah kematian pertahun lebih dari 42 ribu.(*)

 

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI