Tidak Hanya Orang Dewasa, Remaja Juga Bisa Kena Penyakit Ginjal

10 Maret 2022 05:00

GenPI.co Kepri - Penyakit ginjal dikaitkan dengan gaya hidup tak sehat sehingga memunculkan penyakit seperti hipertensi, diabetes dan obesitas sebagai penyumbang terbesar pada terjadinya gagal ginjal. Tidak hanya orang dewasa, remaja pun bisa mengalaminya.

Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr. Aida Lydia, PhD., SpPD, K-GH, menyebut bahwa penyakit ginjal bisa dialami mereka yang bahkan masih berusia muda dan salah satunya terkait dengan penyakit bawaan.

 "Gangguan ginjal pada usia yang sangat muda biasanya terkait dengan penyakit bawaan. Tetapi pada usia yang lebih besar misalnya usia sekolah dasar yang paling banyak kami jumpai adalah glomerulonefritis (GN)," katanya.

BACA JUGA:  Dokter: Anak Pendek Bukan Berarti Stunting

Dia menjelaskan, glomerulonefritis merupakan suatu gangguan ginjal yang disebabkan karena reaksi radang pada ginjal. Penyebabnya dapat berbagai macam antara lain karena didahului infeksi, faktor keturunan, paparan dengan sesuatu dari lingkungan dan lainnya.

Gaya hidup tak sehat ini mencakup kebiasaan merokok, kurang aktif bergerak, diet tinggi gula, garam dan lemak, kemudian stres dan kurangnya waktu beristirahat.

BACA JUGA:  Apakah Batuk Sudah Pasti Covid-19? Ini Penjelasan Dokter

"Gaya hidup merupakan faktor risiko penyakit ginjal kronik (PGK) memang tinggi di masyarakat. Hipertensi didapatkan 34,1 persen, diabetes 10,9 persen dan obesitas 21,8 persen. Angka merokok juga tinggi 28,8 persen, ini faktor risiko PGK," kata dia.

Aida menjelaskan, pada awal perjalanan penyakit PGK umumnya tidak ada gejala, berbagai keluhan baru dirasakan bila penyakit sudah lanjut. Di Indonesia, prevalensi PGK semakin meningkat setiap tahun.

BACA JUGA:  Dokter: Omicron Lebih Menular, Kasusnya Juga Cepat Turun

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018, prevalensi PGK yakni 0,38 persen atau naik hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2013 yang tercatat 0,2 persen. Sementara itu, data registri Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) pada tahun 2006 menunjukkan, prevalensi PGK bahkan sudah mencapai 12,5 persen.

Menurut Aida, kemungkinan kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan ginjal menjadi salah satu penyebab kenapa pada umumnya pasien sering terlambat berobat dan sering datang dalam kondisi yang sudah lanjut.

Padahal, gangguan ginjal dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko, diagnosis dini dan tatalaksana yang optimal agar pasien tidak sampai mengalami gagal ginjal.

"Rendahnya pengetahuan dan rendahnya literasi kesehatan di masyarakat turut berperan terhadap tingginya angka penyakit ginjal karena tidak mengetahui bagamana kesehatan ginjalnya," kata Aida.

Menurut dia, literasi kesehatan pada semua kalangan menjadi kunci yang dapat meningkatkan kewaspadaan kesehatan ginjal dan keberhasilan program kesehatan pemerintah. (ant/*)

 

Redaktur: Fathur Rohim

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI