GenPI.co Kepri - ASI punya banyak manfaat. Apalagi jika diberikan secara eksklusif selama enam bulan pertama, diyakini dapat meningkatkan kekebalan bayi terhadap virus corona.
Hal itu dibahas oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam webinar Hari ASI Sedunia 1 Agustus 2021 lalu.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kartini Rustandi mengatakan ibu menyusui memerlukan dukungan agar tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, apapun status kesehatan ibunya.
“Sebab menyusui secara siginifkan mampu meningkatkan derajat kesehatan, perlindungan maupun kesejahteraan untuk ibu, bayi, maupun keluarga,” ujarnya, dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Rabu (9/3).
Senada dengan hal itu, anggota Satgas Covid-19 IDAI Wiyarni Pambudi mengatakan ibu menyusui yang terkonfimasi positif virus SARS COV-2 tetap bisa memberikan ASI eksklusif kepada buah hatinya.
Justru berdasarkan hasil penelitian, ASI pada ibu positif Covid-19 memiliki kandungan antibodi yang tinggi.
“Pada ASI ibu yang terkonfirmasi positif mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G. Mengalir pula Lactalbumin, Lactoferin dan lain-lain yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS COV-2,” kata dia.
Wiyarni mengatakan antivitas antibodi sIgA spesifik SARS COV-2 dan IgG spesifik dalam air susu penyintas Covid-19 mampu bertahan selama 7--10 bulan pascainfeksi.
Peningkatan kekebalan tubuh, juga ditemukan pada ibu menyusui yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Bahkan, kadar antibodinya telah meningkat sejak 14 hari pascapenyuntikan pertama.
“Semakin kuat setelah minggu ke-4 dan terukur lebih tinggi pada minggu ke-5 dan ke-6,” kata dia.
Aktivitas menyusui tak boleh putus kendati ibu menyusui kontak erat atau terkonfirmasi positif Covid-19.
ASI tetap bisa diberikan dengan cara menyusui langsung dengan sang ibu menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker. Tapi jika sang ibu lemah maka boleh diberikan dalam bentuk ASI perah.(*)