Mengapa Depresi Bisa Tidak Terdiagnosis pada Pria?

05 Maret 2022 15:00

GenPI.co Kepri - Secara umum, depresi tidak mengenal gender. Baik pria maupun wanita bisa terserang gangguan kesehatan mental ini. Namun, para pria cenderung tidak terdiagnosis depresi.

Masalah kesehatan mental harus lebih dikampanyekan secara luas, tetapi masih ada beberapa stigma budaya dan sosial seputar depresi di kalangan pria.

Umumnya, pria disosialisasikan oleh masyarakat untuk menahan emosinya, meskipun kita tahu jika melakukannya tidaklah sehat.

BACA JUGA:  Tips Menjaga Kesehatan Mental, Coba Biar Tetap Waras!

Dalam upaya mereka untuk mempertahankan norma-norma sosial ini, banyak pria mungkin mengorbankan kesejahteraan emosional, fisik, dan mental mereka.

Selain itu, banyak pria tidak pernah diajari untuk mengenali tanda-tanda depresi yang kurang khas yang lebih mungkin mereka alami dibandingkan yang lain.

BACA JUGA:  Manfaat Kerang untuk Kesehatan, Apa Saja?

Beberapa pria tidak pernah mencari bantuan untuk depresi mereka karena tidak pernah mengenali tanda-tandanya. Di sisi lain, para pria yang mengenali tanda-tanda tersebut mungkin kesulitan untuk mendiskusikan pengalaman mereka karena mereka takut akan penilaian orang lain.

Akibatnya, ketika banyak pria mengalami tanda-tanda depresi, mereka mulai bekerja berjam-jam atau mengisi waktu mereka untuk tetap sibuk, alih-alih mengatasi depresi itu sendiri.

BACA JUGA:  Tips Menjaga Kesehatan Alat Reproduksi yang Perlu Kamu Ketahui

Mendiagnosis depresi dan mencari pengobatan dapat membantu menyelamatkan nyawa. Tingkat bunuh diri cukup tinggi di antara pria, terutama mereka yang pernah bertugas atau sedang bertugas di militer.

Selain itu, pria tiga hingga empat kali lebih mungkin dibandingkan wanita untuk melakukan bunuh diri.

Dengan terus membuka percakapan, para priandapat dibantu untuk mengenali tanda-tanda depresi. Dengan mencari pengobatan, pria dengan depresi dapat menjalani kehidupan mereka sepenuhnya.

Pilihan Pengobatan Saat Ini

Depresi paling sering diobati dengan terapi bicara, obat-obatan, atau keduanya secara bersamaan. Seorang profesional kesehatan dapat membantu membuat rencana perawatan pribadi yang paling sesuai untuk Anda.

Banyak pria memulai pengobatan untuk kasus depresi sedang dengan menjadwalkan janji temu dengan terapis bicara (psikoterapis).

Dari sana, terapis mungkin menyarankan jenis perawatan tertentu, seperti terapi perilaku kognitif, terapi interpersonal, terapi pemecahan masalah dan terapi psikodinamik.

Dari sana, obat-obatan dapat ditambahkan, jika diperlukan. Namun, untuk kasus yang lebih parah, obat mungkin akan segera diresepkan untuk membantu meringankan beberapa gejala depresi fisik, mental, emosional, dan perilaku.

Ini mungkin terjadi pada seseorang yang memiliki pikiran untuk bunuh diri atau yang telah mencoba bunuh diri.

Antidepresan seperti paroxetine (Paxil) atau sertraline (Zoloft) biasanya digunakan untuk mengobati depresi. Namun, seorang profesional kesehatan mental mungkin juga menyarankan obat lain.

Ketahuilah bahwa obat-obatan ini sering memakan waktu beberapa minggu hingga bulan atau mulai membuat perbedaan nyata dalam perasaan Anda. Jadi diperlukan kesabaran dan patuhi rencana perawatan. (ant/*)

Redaktur: Fathur Rohim

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI