GenPI.co Kepri - Kanker serviks seringkali bergejala setelah stadium lanjut, sehingga deteksi dini sangat dibutuhkan. Salah satunya dengan pap smear dan IVA.
Spesialis kandungan dan ginekologi dr Cindy Rani Wirasti, SpOG mengatakan tes pap smear dan IVA (inspeksi visual asam asetat) sebaiknya dilakukan secara rutin.
Hal itu bertujuan untuk mendeteksi gejala kanker serviks. Sebab, infeksi human papillomavirus (HPV) yang menyebabkan kanker serviks kerap baru bergejala ketika kanker sudah mencapai stadium lanjut.
“Gejala kanker serviks stadium lanjut diantaranya adalah keluar darah saat berhubungan seksual dan keputihan yang bercampur darah,” ujarnya, Rabu (2/11).
Cindy mengatakan deteksi dini bermanfaat dalam mencegah infeksi HPV berkembang menjadi kanker serviks.
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel kanker berkembang di leher rahim (serviks), pintu masuk rahim dari vagina.
Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV atau virus papiloma manusia.
Proses infeksi virus HPV yang mengakibatkan kanker serviks memakan waktu panjang, antara 7 sampai 15 tahun.
Namun, yang sering terjadi adalah orang tidak menyadari dirinya sudah terinfeksi virus dan baru mengetahui setelah terkena kanker.
Cindy mengatakan salah satu kendala dari deteksi dini kanker serviks atau leher rahim adalah adanya rasa takut dari masyarakat ketika harus menjalani pap smear atau tes pap dan IVA.
Ia pun mengajak masyarakat untuk menepis keraguan untuk deteksi dini karena tes tersebut tidak menyakitkan.
"Pap smear dan IVA itu tidak sakit," kata Cindy.
Pemeriksaannya pun sebenarnya tidak lama, hanya memakan waktu yang singkat, sekitar 20 hingga 30 detik.
Dari pengalamannya, Cindy mengatakan pasien perempuan lebih merasa nyaman memeriksa organ intim bila hanya berhadapan dengan tenaga kesehatan, tanpa ditemani teman atau keluarga.
Bila merasa sungkan bila memeriksakan kesehatan ketika diantar oleh orang terdekat, Cindy menyarankan untuk berkonsultasi sendirian.
Cindy memberikan kabar baik, yaitu infeksi HPV sebenarnya dapat dicegah dengan mendapatkan vaksin HPV. Saat ini vaksin tersebut menjadi program pemerintah yang menyasar anak perempuan usia kelas 5 SD dan 6 SD.
Tidak hanya diberikan untuk anak perempuan, vaksin juga diberikan kepada orang dewasa, perempuan maupun laki-laki. (*)