GenPI.co Kepri - Ahli teknologi pangan Hindah Muaris menyebut anak muda zaman sekarang banyak meninggalkan makanan tradisional. Padahal makanan tradisional punya keunggulan untuk menurunkan stunting.
Indonesia sampai saat ini masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia yakni stunting.
Hindah mengatakan makanan tradisional ditinggalkan karena dianggap kurang praktis dalam penyajian.
Padahal untuk memenuhi gizi seimbang bisa didapatkan dari bahan pangan lokal. Bahan pangan tersebut dapat diolah menjadi makanan yang enak.
Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) mencontohkan makanan tradisional yang dapat diolah dari bahan tradisional di antaranya sop dan sayur lodeh.
“Makanan tersebut dapat mencakup lima warna sayur, seperti ungu dari terong, hijau dari buncis atau labu siam, kuning dari wortel, merah dari tomat dan lainnya,” kata Hindah, Senin (17/10).
Warna pada sayur tersebut kata Hindah mempengaruhi zat aktif pada pangan tersebut.
Bahan pangan tradisional disebut Hindah mudah didapat dan harganya lebih terjangkau.
Hindah mengatakan kampanye masalah pangan ini harus kembali digenjot khususnya kepada anak muda untuk memulai kebiasaan mengonsumsi makanan tradisional.
Kebiasaan mengonsumsi makanan tradisional yang kaya gizi diharapkan dapat menurun pada keluarganya kelak.
“Sehingga kasus stunting pun diharapkan dapat mencapai angka 14 persen pada tahun 2024,” kata Hindah.
Menurut dia kampanye ini lebih tepat diarahkan kepada anak muda agar mereka memiliki kesadaran lebih pada konsumsi pangan yang beragam.
“Terutama pemanfaatan bahan lokal yang tak kalah gizinya seperti tempe. Itu kaya protein dan bisa mencegah stunting dini,” ujarnya. (ant)