Orang Muda Juga Bisa Diserang Pikun, Kata Dokter

04 Oktober 2022 00:00

GenPI.co Kepri - Pikun sering identik dengan orang lanjut usia, tapi ternyata orang yang masih muda juga bisa diserang pikun.

Dokter spesialis saraf dr Pukovisa Prawiroharjo, SpS(K), Ph.D, mengatakan pikun tidak hanya pada lansia tetapi bisa menyerang orang yang masih berusia muda.

Staf pengajar di Departemen Neurologi FKUI-RSCM itu mengatakan pikun yang menyerang orang yang masih muda ini karena beberapa penyebab.

BACA JUGA:  Pemahaman Keliru, Capaian Vaksin Lansia di Kepri Terhambat

"Biasanya terjadi akibat trauma otak setelah kecelakaan, penggunaan NAPZA, atau akibat HIV," ujarnya melalui siaran pers RSUI, Minggu (2/10).

Pukovisa mengatakan, kepikunan ini dapat dikenali melalui tanda atau gejala. Di antaranya labil baik emosi maupun pendirian, linglung, lupa, lemot dan logikanya menurun.

BACA JUGA:  Ternyata Hipertensi Berisiko Sebabkan Demensia, Bahaya!

Jika mengalami tanda-tanda itu sebaiknya tidak menyepelekan. Segera deteksi dini keluhan lupa tesebut agar dapat ditangani ahlinya.

“Semakin cepat terdeteksi maka akan semakin baik,” kata dia.

BACA JUGA:  Kekurangan Vitamin D Bahaya Lho! Bisa Berisiko Demensia

Pukovisa menyebut sekitar 20 - 30 persen demensia memiliki hubungan dengan genetik, sehingga orang dengan riwayat keluarga demensia, perlu melakukan deteksi dini.

Beberapa faktor risiko demensia antara lain kurangnya aktivitas dan olahraga, mengonsusmi makanan tidak bernutrisi, mengonsumsi alkohol, rokok dan mengonsumsi obat tidur yang berkepanjangan.

Faktor risiko lainnya yakni memiliki masalah medis yang sudah ada sebelumnya misalnya pernah mengalami kecelakaan, penyakit gula darah, kolesterol dan tekanan darah tinggi.

Pukovisa juga berbagi cara menanggulangi pikun, yaitu dengan menerapkan formula 4-4-2.

Formula ini yaitu bebas 4 pengganggu otak yaitu zat neurotoksik dan adiktif, penyakit karidovaskular dan neurotoksik, pengalaman yang merusak otak, serta penyakit otak.

Kemudian 4 bahan baku optimal yang dapat menjaga kesehatan otak yakni nutrisi, istirahat yang cukup, olahraga dan aktivitas seni, serta koleksi memori yang bernilai.

“Misalnya memilih memori atau pembelajaran sesuai prioritas untuk pengembangan diri,” kata dia.

Formula 2 yang terakhir adalah dua karakter mulia berupa kecerdasan dan kreativitas. (ant)

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co KEPRI