GenPI.co Kepri - Red flag dalam sebuah hubungan pernikahan harus dikenali. Sebaiknya jangan anggap remeh dan waspadalah.
Red flag merupakan tanda-tanda atau sinyal yang menjadi sifat atau perilaku pelaku kekerasan. Orang yang terdeteksi red flag tidak mampu menjalin hubungan yang sehat.
Red flag erat kaitannya dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan tindakan lainnya yang bisa mengurasi fisik dan mental pasangannya.
Jika Anda menemukan tanda-tanda itu ada pada pasangan sebaiknya siap-siaplah untuk mengambil tindakan.
Sampaikan isi hati Anda, minta pasangan berubah dan memperbaiki hubungan, tapi jika ia menolak ada baiknya ajak pasangan untuk melakukan konseling.
Berikut 5 red flag dalam pernikahan yang harus dikenali.
Komunikasi adalah hal paling dasar dalam sebuah hubungan, terutama hubungan romantis.
Dalam sebuah hubungan harus ada kejujuran, terbuka dan saling mendengarkan satu sama lain. Komunikasi daapt menjelaskan keinginan masing-masing pasangan.
Jika komunikasi ini sulit diterapkan dan pasangan Anda menggunakan silent treatment saat marah serta tidak mau mendengarkan pendapat Anda, hati-hati itu sudah masuk red flag.
Pertengkaran wajar dalam hubungan asmara. Namun jika sudah teralu sering dan tidak ada penyelesaiannya ini sudah masuk dalam red flag.
Apalagi jika pasangan Anda gampang tersulut emosi karena hal sepele. Sebaiknya Anda waspada.
Kekerasan fisik atau verbal seperti membentak, memaki, menampar, memukul adalah bentuk red flag dalam hubungan yang tidak dapat ditoleransi.
Membiarkan atau memaklumi kekerasan fisik dan verbal bisa berakibat buruk bagi kesehatan mental Anda, bahkan berpotensi memicu trauma dan depresi.
Meski pasangan memohon dan meminta maaf akan tindakannya, tidak menutup kemungkinan perilaku tersebut akan terulang di lain waktu.
Saah satu red flag yang terjadi dalam pernikahan adalah sikap egois, dominan, dan selalu ingin mengontrol.
Misalnya pasangan mulai mengatur dan membatasi kontak Anda dengan lawan jenis atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak berbahaya.
Biasanya sikap ini juga ditambah dengan posesif, ingin menguasai pasangan ditandai cemburu yang berlebihan.
Manipulatif atau gaslighting merupakan bentuk pelecehan emosional dalam hubungan yang membuat korban merasa ragu akan dirinya sendiri.
Setelah itu terjadi pelaku dapat memanipulasi dan mengendalikan korban dengan mudah.
Contohnya, pasangan mempertanyakan atau memutarbalikkan fakta dan menyalahkan diri Anda yang padahal Anda merasa tidak salah. Lama-lama Anda ragu akan diri sendiri, bahkan menyalahkan diri sendiri.
Sebaiknya hati-hati, salah satu red flag yang paling berbahaya adalah sikap manipulatif. (Hellosehat)