Hotman Paris Bantu Kasus Anak Soimah yang Dianiaya di Ponpes Gontor

05 September 2022 18:00

GenPI.co Kepri - Pengacara Hotman Paris bantu kasus Anak Soimah yang dianiaya hingga meniggal di Pondok Pesantren alias Ponpes Gontor di Ponorogo, Jawa Timur.

Pengacara kondang tersebut meminta Polda Jawa Timur (Jatim) untuk melakukan penyelidikan atas meninggalnya anak Soimah.

"Mohon, Bapak Kapolda Jawa Timur agar segera menindaklanjuti kasus tersebut, karena saya melihat fotonya (jenazah Albar) itu sangat mengerikan," kata Hotman Paris.

BACA JUGA:  Hotman Paris Analisis Tersangka Kasus Brigadir J, Lebih 2 Orang

Kasus penganiayaan di pondok modern tersebut terungkap setelah ibu dari santri Siti Soimah (44) mengadu pada Hotman Paris.

Sambil berlinang air mata Soimah mengatakan putranya bernama Albar Mahdi meninggal di Ponpes yang berada di Ponorogo tersebut pada 22 Agustus lalu.

BACA JUGA:  Anak Hotman Paris Blak-blakan Bongkar Kelakuan Ayahnya

"Saya mendapat kabar dari pengasuhan Gontor 1 anak saya telah meninggal pukul 10.20, padahal di surat keterangan yang kami terima meninggal pukul 06.45 WIB," ungkapnya, dikutip JPNN.com, Senin (5/9).

Soimah mengaku syok dengan informasi tersebut, sampai tak bisa berpikir apa-apa.

BACA JUGA:  Hotman Paris Sebut Punya Kebiasaan Mirip Ferdy Sambo, Soal Apa?

"Yang kami harap adalah kedatangan ananda (Albar) ke Palembang meskipun hanya tinggal mayat," ucap wanita yang berprofesi sebagai wartawan itu.

Jenazah Albar tiba di Palembang Selasa 23 Agustus 2022 siang dan diantar angsung oleh pihak Gontor 1 dipimpin Ustaz Agus sebagai perwakilan dari pondok.

Di hadapan keluarga dan para pelayat, pihak ponpes menyampaikan kronologi meninggalnya Albar akibat jatuh karena kelelahan mengikuti Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).

Dalam perkemahan itu, Albar dipercaya sebagai Ketua Perkajum.

Namun, Soimah menerima laporan dari wali santri lainnya berupa kronologi meninggalnya Albar yang berbeda.

"Kami pihak keluarga meminta agar mayat dibuka, sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian, begitu juga dengan keluarga," kata Soimah.

Akhirnya pihak ponpes mengakui Albar Mahdi meninggal akibat tindak kekerasan di dalam pondok.

Pihak keluarga yang rencananya akan melakukan otopsi untuk mencari tahu penyebab meninggalnya Albar lalu membatalkan rencana setelah mendengar pengakuan pihak pesantren.

"Autopsi tidak dilakukan agar anak saya bisa segera dikubur, mengingat sudah lebih dari satu hari perjalanan, dan saya tidak rela tubuh anak saya diobrak-abrik,"bebernya.

Soimah mengatakan, ia membuat surat terbuka yang inginya ingin ketemu dengan Kiai di Gontor 1 pelaku dan keluarganya.

“Untuk duduk satu meja, serta ingin tahu kronologis hingga meninggalnya anak kami," ujarnya.

Dia berharap, tidak ada lagi korban-korban kekerasan ke depannya.

"Bukan hanya di Gontor, tetapi di pondok lainnya hingga menyebabkan nyawa melayang," ujarnya. (*)

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI