Jus Jambu Biji Menaikkan Trombosit Saat DBD, Mitos Atau Fakta?

01 Juli 2022 01:52

GenPI.co Kepri - Jambu biji, khususnya jus jambu biji sering dipercaya mampu menaikkan trombosit saat DBD. Sebanarnya hal itu mitos atau fakta?

Seperti diketahui ketika seseorang diserang demam berdarah dengue (DBD), ia akan mengalami penurunan kadar trombosit. Jus jambu biji pun diyakini ampun menaikkan kadar trombosit.

Staf Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM dr. Adityo Susilo, Sp.PD-KPTI. FINASIM mengatakan jus jambu tidak dapat mengubah perjalanan penyakit DBD.

BACA JUGA:  Cara Cepat Mengatasi Demam dengan Mudah, Semua Orang Wajib Tahu!

"Jus jambu, unfortunately, berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang ada itu tidak dapat mengubah perjalanan penyakit," kata Adityo dalam sebuah webinar kesehatan, Kamis (30/6).

Adityo menjelaskan, naik turunnya trombosit saat DBD merupakan proses yang terjadi secara alami sesuai perjalanan penyakitnya.

BACA JUGA:  Cara Mudah Mencegah Demam Berdarah ala Dinkes Batam, Wajib Coba!

Tapi setidaknya, saat pasien meminum jus jambu biji, dia telah berusaha memenuhi kebutuhan cairan. Pasalnya, pada penderita DBD, plasma darah yang mengandung air dan nutrisi akan bocor sehingga isinya keluar dari pembuluh darah ke jaringan lain.

"Dengan mau minum, paling tidak Anda memenuhi kebutuhan cairan. Jadi sangat-sangat dipersilahkan untuk minum," ujar Adityo.

BACA JUGA:  Gertak Goro, Cara Jitu Mencegah DBD

Turunnya kadar trombosit memang sering kali dialami oleh pasien yang sakit DBD. hal tersebut karena trombosit akan banyak terpakai untuk menyumbat daerah-daerah endotel (sel di pembuluh darah) yang mengalami pelebaran karena radang akibat virus dengue.

"Semakin berat peradangannya, maka semakin banyak pula trombosit yang akan terpakai," kata dia.

Saat seseorang terkena DBD, dia harus dipantau ketat terutama saat dia sedang berada dalam fase kritis, yaitu saat demam sudah menurun.

Umumnya, dokter akan memastikan kebutuhan cairan di pembuluh darah pasien selalu cukup. Jika tidak, maka risiko syok akan terjadi.

"Kalau dia masih bisa minum dan makan dengan baik, lambungnya enggak terlalu sakit, silakan minum. Tapi kalau enggak ya semampunya atau kalau sudah dirawat di rumah sakit, akan diinfus," ujar Adityo.

Berikutnya, Adityo melanjutkan penderita DBD harus beristirahat dengan cukup untuk membantu mempercepat proses penyembuhan dan menurunkan risiko komplikasi.

"Kemudian karena ini adalah demam, maka obat demam menjadi penting. Selain itu juga mengonsumsi obat-obatan simtomatik sesuai dengan gejalanya," ujar Adityo.

"Tentu yang berikutnya juga harus dilakukan pemantauan mulai dari tekanan darah hingga kondisi suhu tubuh, untuk menilai risiko dan memberikan tatalaksana yang lebih optimal," kata dia.

Kemudian yang terpenting adalah penderita DBD harus diawasi, sehingga jika ada tanda-tanda bahaya maka bisa diwaspadai lebih cepat. (ant)

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI