Dokter: Anak Pendek Bukan Berarti Stunting

25 Februari 2022 10:00

GenPI.co Kepri - Stunting atau gizi buruk pada anak menyebabkan berat badan serta tinggi badan anak tidak bertambah atau tidak setara dengan rekan sebayanya. Namun, anak yang bertumbuh pendek belum tentu mengalami stunting.

Dokter spesialis anak konsultan endokrinologi anak Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D. mengatakan bahwa tidak semua anak pendek mengalami stunting.

Definisi pendek dan stunting memiliki perbedaan dan hal tersebut terangkum serta merujuk pada definisi yang diberikan WHO dan UNICEF.

BACA JUGA:  Ini Beberapa Alasan Mengapa Anak Tidak Mau Makan

"Pada anak pendek, hanya ada gangguan pertumbuhan. Sedangkan definisi stunting berkaitan dengan pendek dan asupan nutrisi yang buruk, infeksi yang berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat," katanya.

Dia mengungkapkan, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa pendek sama dengan stunting. Kekeliruan persepsi tersebut dinilai dapat menghasilkan diagnosis hingga penanganan yang keliru.

BACA JUGA:  Ini Kota Layak Anak Terbaik di Kepri

"Sering kalau mendiagnosis stunting, kita cenderung memberikan tambahan makanan, atau tambahan kalori. Nah, kalau kita salah mendiagnosis dan memberikan tambahan makanan atau kalori kepada anak yang sebetulnya bukan stunting, apa yang akan terjadi? Kita akan mendapatkan makin banyak obesitas," kata dia.

Memang, kecurigaan terhadap stunting diawali dengan melihat kondisi perawakan anak yang pendek. Namun, Madarina menegaskan pentingnya melihat aspek-aspek lain sebelum memberi diagnosis.

BACA JUGA:  Bunda, Yuk Ajari Anak Etika Berteman Sejak Dini

Kecurigaan diagnosis stunting dilakukan beberapa tahap. Apabila anak pendek-kurus, maka ada kemungkinan stunting. Apabila anak pendek-kurus dengan gangguan perkembangan, maka tampaknya memang stunting.

"Tapi kalau dia pendek dan tidak kurus, maka tampaknya bukan stunting. Apalagi kalau pendek, tidak kurus, dan tanpa gangguan perkembangan, maka jelas bukan stunting," kata Madarina.

Sebelum memberi diagnosis, dia mengatakan bahwa terdapat beberapa langkah pemeriksaan dini yang bisa dipantau melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta didukung oleh Kartu Kembang Anak (KKA) yang telah disediakan oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Di dalam KIA telah mencakup instrumen pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak yang menggunakan kurva WHO.

Pemeriksaan dini melalui KIA dilakukan dengan melihat tiga komponen, mencakup tinggi badan (pendek atau tidak), berat badan (kurus atau tidak), dan lingkar kepala. Seluruh pengukuran itu, harus memenuhi nilai yang ditetapkan WHO Child Growth Standards.

"Sementara dengan KKA kita bisa menilai, apakah anak itu berkembang dengan baik. Berkembang itu artinya apakah dia sudah mulai duduk atau tengkurap pada waktu yang benar; apakah dia sudah mulai ngoceh, bergaul, atau berteman; apakah dia sudah bisa merespon terhadap senyuman; dan sebagainya," kata Madarina. (ant/*)

Redaktur: Fathur Rohim

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI