Kenali Faktor Pemicu Asma, Jangan Sampai Radang Saat Kambuh

21 Juni 2022 14:51

GenPI.co Kepri - Bagi para penderita asma, atau yang berdekatan dengan pasien asma, kenali faktor pemicu asma, jangan sampai terjadi peradangan saat penyakit itu kambuh.

Asma merupakan peradangan kronis yang disebabkan terjadinya penyempitan pada otot-otot saluran pernapasan yang dapat menimbulkan mengi, sesak napas, dan nyeri dada.

Gejala ini dapat muncul secara episodik dan tidak dapat disembuhkan melainkan hanya dapat dikontrol.

BACA JUGA:  Gejala Flu Singapura Pada Anak, Orangtua Harus Tahu!

Penyebab kekambuhan asma bisa berbeda bagi setiap pasien asma. Namun umumnya asma muncul akibat paparan terhadap faktor pemicu seperti debu, asap rokok, makanan tertentu, kondisi cuaca dan faktor lingkungan lainnya.

Intensitas serangan asma dapat meningkat jika terpapar lebih sering dengan faktor pemicu tersebut. Jika tidak terkontrol, asma dapat mengancam jiwa.

BACA JUGA:  Imunisasi Bisa Cegah 5 Penyakit Berbahaya, Apa Saja?

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. Faisal Yunus, Ph.D., Sp.P(K) menyarankan agar selain mengenali faktor pemicu, penderita asma juga dianjurkan menaati hal-hal yang dianjurkan dokter, sehingga mencegah peradangan saat asma kambuh.

"Tujuan dari pengelolaan asma adalah agar pasien dapat mengontrol risiko serangan asma dan tentunya hidup dengan lebih produktif," kata Faisal dalam keterangan resmi, Selasa (21/6).

BACA JUGA:  Duh, Beberapa Penyakit Bisa Menular Lewat Udara, Apa Saja?

Dengan mengelola asma agar risiko serangannya dapat dikontrol, pencegahan dapat dilakukan dengan mengenali dan menghindari faktor pemicu kekambuhan asma.

Selain itu, pasien asma juga dapat melakukan pengobatan yang dianjurkan oleh dokter secara teratur.

Upaya pengobatan dan terapi kontrol asma dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien asma.

Faisal mengatakan, asma dengan intensitas kekambuhan ringan, sedang dan berat direkomendasikan pemberian terapi kontrol kortikosteroid inhalasi secara rutin dengan dosis yang disesuaikan.

“Tidak cukup dengan obat pelega saja” kata Faisal.

Ia menambahkan, kortikosteroid inhalasi tersebut bekerja sebagai antiinflamasi yang memberikan perlindungan pada penyempitan saluran pernapasan sehingga dapat mengurangi risiko serangan akut, tentunya jika rutin digunakan.

Penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan data yang dilansir WHO, sebanyak 262 juta orang saat ini menderita penyakit asma.

Penyakit ini juga telah menyebabkan 455,000 kematian. Lebih lanjut, WHO menemukan kasus serangan asma yang berat lebih banyak terjadi di negara berpendapatan sedang dan rendah.

Hal ini Karena tingkat diagnosa serta kepatuhan pada pengobatan masih tergolong rendah.

Sementara itu, di Indonesia, Kementerian Kesehatan melaporkan sebanyak 4,5 persen atau secara kumulatif 11 juta penduduk Indonesia menderita asma.

Country Medical Director GSK Indonesia dr. Calvin Kwan, menambahkan, asma yang tidak terkendali dapat menghambat pasien menjalani hidup dengan nyaman.

Kondisi asma memberikan implikasi negatif pada kesehatan dalam jangka panjang jika tidak ditangani dengan tepat. (ant)

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI