GenPI.co Kepri - Dokter Spesialis sebut serangan jantung bisa diselamatkan. Perburukan kondisi pasien yang mengalami serangan jantung bisa dihindari dengan tindakan khusus.
Tindakan yang bisa diambil yaitu tindakan Intervensi Koroner Perkutan Primer (Primary Percutaneous Coronary Intervention) atau Angioplasty Primer.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah Dr. med. dr. Denio A. Ridjab, Sp.JP (K) mengatakan tindakan itu merupakan prosedur medis untuk memulihkan aliran darah ke jantung dengan cara mengatasi sumbatan atau penyempitan pada arteri koroner yang diakibatkan oleh aterosklerosis.
“Yakni penumpukan deposit kolesterol (disebut plak) di arteri," kata Denio dikutip dari siaran resmi Heartology Cardiovascular Center, Selasa (14/6).
Intervensi Koroner Perkutan Primer dilakukan dengan meregangkan area arteri koroner yang menyempit memakai balon yang terpasang pada kateter.
Selang kecil yang fleksibel, masuk ke tubuh untuk menuju arteri yang bermasalah.
Serangan jantung adalah gangguan aliran darah di pembuluh darah jantung sehingga otot jantung mengalami kerusakan, atau disebut juga infark miokard.
“Penyebab utama kondisi ini adalah penyakit jantung koroner,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kondisi serangan jantung termasuk dalam kegawadaruratan yang butuh waktu penanganan sesegera mungkin oleh tim gawat darurat dan spesialis jantung, kematian akibat serangan jantung bisa terjadi akibat terlambat mendapatkan penanganan medis
Sebab apabila serangan jantung yang luas, parah, terlambat atau tidak tertangani dengan baik, maka kemungkinan komplikasi yang di timbulkan akibat serangan jantung akan semakin berat.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Sedikitnya 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2.784.064 orang di Indonesia menderita penyakit jantung, sehingga penyakit jantung koroner menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Saat ini penyakit jantung pun mulai meningkat dialami pada usia muda sekitar usia 30-50 tahun.
Sebagian besar serangan jantung identik dengan gejala seperti nyeri dada, rasa tidak nyaman seperti tertekan, sensasi terbakar, sakit di dada sebelah kiri atau tengah.
Kemudian menjalar sampai ke punggung, rahang, dan lengan, nyeri memberat saat beraktivitas, lalu gejala lain, seperti sesak nafas, munculnya keringat dingin, mual, muntah, dan pusing.
Bisa juga, gejala serangan jantung dijumpai mirip dengan keluhan GERD atau maag. Bahkan ada juga yang tidak mengalami gejala namun langsung mengalami henti jantung atau mati mendadak. (ant)