Masalah Lingkungan Mengkhawatirkan, AJI dan Auriga Gerak Bareng

26 Mei 2022 23:26

GenPI.co Kepri - Masalah lingkungan di Pulau Sumatera saat ini mengkhawatirkan, Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) se-Sumatera dan Yayasan Auriga Nusantara pun gerak bareng.

Sebanyak 14 cabagn AJI di Pulau Sumatra, termasuk AJI Batam menggagas sinergi menjaga lingkungan. Sinergi ini didukung penuh oleh Yayasan Auriga Nusantara.

Upaya ini dilakukan dengan kolaborasi antar AJI di Pulau Sumatra dan membangun jaringan dengan masyarakat sipil.

BACA JUGA:  Ini Pesan Wamen KLHK untuk Sektor Pariwisata Alam

Koordinator Wilayah Sumatra AJI Adi Warsidi mengatakan, masalah lingkungan di Pulau Sumatra sudah mengkhawatirkan.

Ia mengatakan, berbagai bencana ekologi makin marak terjadi di Sumatra. Banjir bandang, longsor, banjir, kebakaran hutan dan lahan, pencemaran air dan udara hingga konflik manusia dengan satwa liar.

BACA JUGA:  Kebun Raya Batam, Cocok Jadi Destinasi Wisata Bersama Keluarga

“Selain kerusakan lingkungan juga berdampak pada korban nyawa dan harta benda," ujarnya, Kamis (26/5) melalui siaran persnya.

Adi mencontohkan, masalah tambang ilegal bukan hanya terjadi di satu daerah, tapi hampir semua provinsi di Pulau Sumatra. Begitu juga deforestasi, perburuan satwa hingga konflik agraria.

BACA JUGA:  Polisi Jalan Kaki Keliling Pantai Trikora, dalam Rangka Apa?

"Karena itu, penyelesaian masalah lingkungan di Pulau Sumatra, tak bisa dilakukan terpisah batas administrasi daerah," ujarnya.

Menurut Adi, jurnalis perlu berkontribusi dalam gerakan bersama di semua wilayah pulau ini. Kolaborasi tersebut, meliputi peningkatan kapasitas jurnalis untuk meliput isu lingkungan, liputan bersama, berbagi dan membangun pusat informasi serta kampanye menjaga lingkungan.

Adi mengatakan, kesepakatan tersebut muncul dalam pertemuan para ketua AJI se-Sumatra yang digelar di Banda Aceh pada 18-19 Mei 2020.

Para jurnalis tersebut berkumpul di Aceh untuk menghadiri workshop jurnalisme lingkungan yang digelar Yayasan Auriga Nusantara.

Dalam workshop itu, para jurnalis mendalami teknik membaca data lingkungan Pulau Sumatra dari database yang sudah dibangun Yayasan Auriga. Antara lain, di situs auriga.or.id, mapbiomas.nusantara.earth, trase.earth serta pasopati.id.

Selain itu, diskusi dengan isu lingkungan juga digelar dengan melibatkan perguruan tinggi dan gerakan masyarakat sipil.

Di antaranya Yayasan Ekosistem Lestari, Jurnalis Peduli Lingkungan (JPL) Aceh, STIK Chik Pante Kulu, Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Gerakan Anti Korupsi (GeRAK), Yayasan HAKA, dan WALHI Aceh.

Ketua Tim Program Auriga Nanang Farid Syam mengatakan, pihaknya menyambut baik kesepakatan para jurnalis di Sumatra untuk berkolaborasi dan membangun jaringan dengan masyarakat sipil.

"Kawan-kawan jurnalis dapat memanfaatkan data dari database yang sudah kita bangun. Kita juga siap mendukung kerja sama dengan kalangan masyarakat sipil," katanya. (*)

Redaktur: Asrul Rahmawati

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KEPRI