GenPI.co Kepri - Berawal dari jual kue keliling, kini omset Mariani puluhan juta rupiah per bulan. Kegigihannya menekuni usaha kue turut memberi lapangan kerja bagi orang lain.
Mariani, merupakan seorang ibu rumah tangga. Ia jatuh bangun membesarkan usaha berjualan kue mulai dari jualan keliling hingga membuka toko kue sendiri.
Berawal dari kondisi ekonomi keluarga yang terpuruk akibat suami terimbas pemutusan hubungan kerja (PHK), Mariani memberanikan diri untuk berjualan kue jajanan pasar.
Awalnya, ia keliling menitipkan kue-kue itu kepada pedagang kue di kawasan Bengkong, Kota Batam.
"Awalnya suami saya kurang setuju saya berjualan kue karena khawatir tidak bisa membagi waktu untuk mengurus anak yang masih kecil waktu itu," ujar Mariani kepada GenPI.co Kepri, Selasa (17/5).
Meski sedikit bertentangan dengan suaminya, Mariani pada tahun 2010 tetap berjualan kue jajanan pasar yang diproduksinya sendiri.
"Jadi kue yang saya buat itu saya titipkan ke pedagang saat sebelum mengantarkan anak-anak saya ke sekolah," ujar ibu tiga anak tersebut.
Bermodal semangat dan inovasi, Mariani mulai keluar dari kebiasaannya yakni mulai memproduksi makanan kering seperti kerupuk untuk dipasarkan.
"Awalnya ada saran seorang kawan. Katanya agar tidak terlalu capek menyarankan membuat keripik dan jajanan kering," ucapnya.
Dengan semangat dan kegigihan serta keingintahuan yang tinggi Mariani pun mulai berinovasi.
Ia rajin mencari tahu informasi pelatihan yang diberikan oleh pemerintah tentang bagaimana membuat produk layak jual bagaimana strategi pemasaran dan lainnya.
"Saya juga pada 2010 sudah mengurus izin produk keripik hasil produksi saya seperti keripik gonggong dan produk makanan hasil produksi saya," jelasnya.
Mariani menamakan usahanya dengan nama Azzuri Snack. Aneka keripiknya itu dipasarkan di sejumlah wilayah kota Batam. Ia juga secara bertahap merekrut ibu-ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya untuk membantu usahanya.
"Awalnya satu orang yang direkrut untuk membantu. Kni ada lima orang yang membantu saya menjalankan usaha. Mereka awalnya dibayar per hari tapi sekarang sudah dibayar per bulan," ungkapnya.
Proses sebuah usaha tidak selalu berjalan mulus, pasti ada halangan dan rintangan. Salah satunya di masa pandemic Covud-19 usaha keripik yang dirintisnya pun ikut terdampak.
"Banyak kripik yang kami produksi dikembalikan oleh toko dan swalayan yang kami titipkan karena kondisi pandemi," katanya.
Mariani akhirnya memutar idenya dengan memproduksi kue atau cake yang ramah di kantong.
"Akhirnya saya coba produksi kue ulang tahun dengan harga ekonomis berkisar Rp50 ribu, Rp75 ribu hingga Rp100 ribu. Bisa juga tergantung selera pemesanan dengan menyesuaikan ukuran dan harganya," kata dia.
Menurut Mariani di masa sulit kondisi pandemi, kue-kue hasil produksi Azzuri Snack masih bisa bertahan dan banyak dipesan.
"Alhamdulillah di masa sulit pandemi kami bisa bertahan dan tidak mengurangi karyawan,” kata dia.
Ia pun membuka toko sendiri di rumah. Mahasiswa yang belajar dari rumah diberdayakan untuk melakukan pengantaran kue.
“Hasilnya bisa buat tambahan jajan beberapa mahasiswa yang membantu saya," jelasnya.
Dari hasil jualan cake ulang tahun, aneka keripik ikan dan gonggong, Mariani bersyukur saat ini omsetnya bisa meraih hingga Rp40 juta per bulan.
"Pas Lebaran kemarin omset bisa sampai Rp90 juta karena kami juga menerima pesanan kue kering," ujarnya.
Dalam merintis dan menjalankan usahanya, Mariani punya prinsip yang dipegangnya, yakni rasa percaya diri menawarkan produk adalah salah satu kunci suksesnya.
"Tidak boleh malu, tidak boleh malas harus rajin memasarkan produk kita, memang jualan capek yang lain udah istirahat kita masih mikir bagaimana agar dagangan laku dan apa yang akan diproduksi besok," tuturnya.
Salah satu prinsip yang tidak kalah penting dalam berusaha menurut Mariani ialah tidak boleh sombong.
"Jika usahanya sudah mulai berkembang kita tidak boleh sombong," katanya.
Mariani mengatakan pemasaran produksi Azzuri Snack tidak hanya dilakukan secara offline namun juga dilakukan secara online melalui Instagram, Facebook, maupun aplikasi seperti Gojek dan Shopee.
"Metode penjualan berbasis online saya dapatkan dari pelatihan yang saya dapat dari berbagai instansi," ujarnya.
Hasil produk Mariani kini juga dipasarkan di kediamannya sendiri. Alamatnya di Kampung Tua Bengkong Laut Blok D1 Nomor 3 RT 04 RW 01, Kelurahan Bengkong Laut, Kecamatan Bengkong.
Selama melakukan usaha, Ibu 3 anak laki-laki ini juga tetap menyelesaikan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu untuk anak-anaknya.
"Di situ harus memposisikan jadi ibu, istri, dan pengusaha. Jadi memang berat awalnya, tapi harus bisa bagi waktu. Lelah pastinya. Alhamdulilah suami dan anak-anak mengerti," katanya.
Keuletannya dalam berusaha selama bertahun-tahun saat ini telah membuahkan hasil. Anak pertama dan keduanya pun sudah menjadi polisi dan bertugas di Polda Kepri. Anak ketiganya saat masih bersekolah. (*)